Obrolan Warteg: Mata Pelajaran Kecerdasan Buatan 

Jumat 15 Nov 2024, 07:02 WIB
Obrolan Warteg: Mata Pelajaran Kecerdasan Buatan. (Poskota/ Yudhi Himawan)

Obrolan Warteg: Mata Pelajaran Kecerdasan Buatan. (Poskota/ Yudhi Himawan)

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi begitu luar biasa.

Belakangan lagi banyak dibicarakan mengenai artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, teknologi yang memiliki kemampuan pemecahan masalah layaknya manusia.

AI sekarang sudah mulai digunakan di sejumlah lembaga, institusi dan dunia bisnis.Karena pentingnya memahami teknologi ini sejak awal, ada rencana Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) akan mengajarkan AI sebagai mata pelajaran pilihan di kelas 4 Sekolah Dasar (SD).

“Kalian paham nggak soal kecerdasan buatan dimaksud?,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.

“Ya tahu dikit – dikit. Dengan teknologi AI, orang bisa menggambar berdasarkan deskripsi, misalnya ingin memvisualisasikan matahari terbenam di atas pegunungan, maka akan menghasilkan pemandangan realistis dan artistik dari pemandangan itu”  kata Yudi.

“Bukan itu saja, dengan AI, dapat menulis konten sesuai temanya, membuat prediksi berbasis data serta membuat saran cerdas untuk analitik dan masih banyak lainnya,” kata mas Bro.

“Wah.. anak masa depan lebih jago dalam segala hal, bisa melukis, menulis konten, membuat laporan bertumpuk data, mengajukan saran cerdas, bahkan menyelesaikan masalah yang begitu kompleks. Kita lewat Bro,” kata Yudi.

“Lah anak memang harus lebih hebat dari orang tuanya. Dengan menguasai aplikasi teknologi termasuk AI, harus mampu mengembangkan diri menjadi generasi emas,” jelas masBro.

“Tapi, ada tapinya Bro. Kalau semuanya sudah menggunakan kecerdasan buatan, tenaga manusia nggak kepakai  lagi dong?,” kata Heri.

“Itu kekhawatiran kita semua, tetapi patut diingat juga yang mengoperasikan teknologi itu, kita, manusia juga, alat tak bisa jalan sendiri tanpa bantuan manusia. Bahwa akibat otomatisasi, nantinya ada tugas- tugas rutin yang tergantikan oleh AI, tak bisa dihindari,”  kata mas Bro.

“Nah itu dia. Tetapi secanggih apapun teknologi, manusia harus tetap lebih unggul dari kecerdasan buatan manapun. Jangan sampai tergerus,” kata Yudi.

“Saya setuju. Manusia harus lebih unggul karena memang memiliki keunggulan dan kelebihan. Keunggulan itu yang harus dikembangkan,” kata Heri.

“Yang pasti, AI – kecerdasan buatan tidak memiliki kecerdasan emosional, empati, kreasi dan inovasi sebagaimana kita. Keunggulan yang  tidak bisa dapat ditiru oleh AI, itulah yang hendaknya kita kembangkan,” kata mas Bro.

”Ingat! AI itu alat buatan manusia, bukan solusi sempurna. Karenanya gunakan secara bijak yang dapat memberi nilai tambah bagi kehidupan manusia,” harap Heri.  (Joko Lestari).

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari. 

Berita Terkait

Obrolan Warteg: Saling Salip 

Selasa 19 Nov 2024, 07:03 WIB
undefined
News Update