Pilu! Sepasang Lansia dan 8 Anaknya di Pandeglang Tinggal Gubuk Reyot Puluhan Tahun

Selasa 12 Nov 2024, 17:33 WIB
Kondisi rumah sepasang lansia di Menes Pandeglang yang nyaris roboh. (dok. Warga)

Kondisi rumah sepasang lansia di Menes Pandeglang yang nyaris roboh. (dok. Warga)

POSKOTA.CO.ID - Pasangan lansia Karjo (59) dan Sa'aidah (50) warga Kampung Sigotong, Desa Alaswangi, Kecamatan Menes, Pandeglang, bertahun-tahun tinggal di gubuk reyot tanpa sentuhan bantuan dari pihak pemerintah.

Sepasang lansia tersebut bersama delapan orang anaknya terpaksa harus tinggal di rumah yang nyaris roboh dan bocor, lantaran tak kuasa untuk memperbaiki rumahnya tersebut, karena kondisi ekonomi yang serba keterbatasan.

Kondisi tempat tinggal sepasang lansia tersebut terbuat dari kayu, dengan dinding dari bambu dan atap dari daun rumbia. Kondisi bangunan sudah banyak kerusakan bahkan nyaris roboh.

Saat musim hujan tiba, air hujan masuk ke dalam rumah karena atap rumah sudah banyak yang bocor dan penuh tambalan plastik.

Sa'aidah (50), pemilik rumah mengaku sedih dengan kondisi rumahnya yang jauh dari kata layak. Kata dia, saat ini memiliki lima orang anak dan masih sekolah, sementara untuk mencukupi kebutuhannya ia harus berjualan sayur keliling dan suami menjadi pengembala kambing milik orang lain.

"Di rumah ini kami tinggal 8 orang, memang sedih rasanya dengan kondisi rumah yang jauh dari kata layak. Soalnya kalau musim hujan rumah kami kebocoran, dan bangunnya juga nyaris roboh," ungkapnya, Selasa, 12 November 2024.

Dia tinggal di rumah ini bersama suami dan anak-anaknya sudah puluhan tahun. Karena tidak memiliki biaya untuk memperbaiki rumah, sehingga ia hanya bisa pasrah dan berharap adanya bantuan pemerintah.

"Saya hanya jualan sayuran, suami mengembala kambing itu pun punya orang lain. Penghasilan kami setiap harinya hanya cukup untuk makan," katanya.

Sa'aidah berharap suatu hari nanti rumahnya bisa diperbaiki agar layak dihuni. Kondisi saat hujan sering membuat seluruh bagian dalam rumah basah, termasuk pakaian dan buku anak-anak juga kerap kebasahan.

Memang lanjut dia, pengajuan bantuan rumah sudah sering dilakukan, namun tak kunjung datang. "Kami hanya bisa pasrah saja, semua rezeki sudah diatur oleh Allah. Semoga suatu saat impian kami untuk memiliki rumah yang layak terkabul," ujarnya.

Terpisah Camat Kecamatan Menes, Usep Sudarmana mengaku, dirinya belum mengetahui adanya pengajuan bantuan dari warga melalui program RTLH. Namun ia berjanji akan menelusuri alasan bantuan tersebut belum terealisasi.

Berita Terkait
News Update