"Mereka mulai menyerang rumah-rumah orang di Amsterdam dengan bendera Palestina, jadi di situlah sebenarnya kekerasan dimulai," katanya kepada Al Jazeera, Jumat 9 November 2024.
Sebagai reaksi, kata dia, warga Amsterdam memobilisasi diri dan melawan serangan yang dimulai pada hari Rabu oleh para hooligan Maccabi.
Tanggapan Pemerintah Israel
Akibatnya, Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan bahwa 10 warga Israel terluka akibat bentrokan tersebut.
Malah menunjukkan diri sebagai korban, Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak menjelaskan penyebab yang mereka sebut ‘insiden yang sangat kejam terhadap warga Israel’.
Dalam pernyataan yang dikemukakan pada Jumat, Netanyahu mengatakan bahwa ia memandang insiden mengerikan itu dengan sangat serius .
“Dan menuntut agar pemerintah Belanda dan pasukan keamanan mengambil tindakan tegas dan cepat terhadap para perusuh, dan memastikan keselamatan warga negara kami," kataya.
Netanyahu juga memerintahkan badan mata-mata negara itu untuk menyusun rencana untuk mencegah kekerasan di acara-acara di luar negeri.
“Saya telah menginstruksikan kepala Mossad [David Barnea] dan pejabat lainnya untuk mempersiapkan tindakan, sistem peringatan, dan organisasi kami untuk situasi baru,” jelasnya.
Kelakuan Supporter Israel di Amsterdam
Warga Amsterdam dan aktivis Mo Kotesh mengatakan bahwa penggemar Israel menyerang orang-orang tak bersalah di jalan, properti, dan pengemudi taksi pada Rabu dan menurunkan bendera Palestina.
Kotesh, dari komunitas Palestina di Belanda, mengatakan bahwa mereka pergi ke daerah dekat Dam Square pusat untuk mengadakan demonstrasi damai pada hari pertandingan.
Ia mengaku melihat penduduk setempat mencoba melawan kekerasan yang dimulai terhadap mereka dan properti mereka oleh para penggemar Israel.
“Para hooligan Israel meneriakkan lagu-lagu yang mengumpat orang Arab, dengan mengatakan, "Tidak ada sekolah di Gaza karena tidak ada anak-anak yang tersisa," ungkapnya.