PAFI Nusantara Dorong Kemandirian Industri Farmasi Dalam Negeri

Rabu 06 Nov 2024, 12:32 WIB
Ilustrasi obat-obatan. (Pixabay)

Ilustrasi obat-obatan. (Pixabay)

POSKOTA.CO.ID - Lebih dari 90 persen bahan baku obat-obatan masih harus didatangkan Indonesia dari luar negeri. Tingginya impor bahan baku obat-obatan ini mendorong Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Nusantara mengajak segenap stakeholder untuk mewujudkan kemandirian Indonesia dalam bidang farmasi.

PAFI Nusantara (https://pafinusantara.org) menilai bahwa tingginya impor bahan baku obat-obatan ini menjadi salah satu penyebab mahalnya harga obat di dalam negeri. Sebab pembelian bahan baku obat ini menggunakan mata uang asing, utamanya dolar AS, sementara obat-obatan ini dijual di dalam negeri dengan menggunakan mata uang rupiah. 

Sebagai gambaran, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, impor bahan baku obat-obatan Indonesia mengalami tren peningkatan. Jika pada tahun 2019, nilai impor masih sebesar US Dollar 294 juta, maka di tahun 2023 nilai impor ini meningkat menjadi US Dollar 356 juta. Bahkan pada tahun 2022 mencapai US Dollar 509 juta pada tahun 2023. 

Ketergantungan terhadap bahan baku obat-obatan dari luar negeri ini sangat berdampak bagi Indonesia dan rakyatnya. Harga obat-obatan yang dipasarkan di Indonesia menjadi mahal dan hal ini akan membatasi akses masyarakat  untuk membeli obat-obatan yang dibutuhkan saat dia sakit. Selain itu, devisa Indonesia terkuras  karena pembelian bahan baku obat ini harus menggunakan mata uang asing, seperti dolar AS.

PAFI Nusantara melihat bahwa sudah saatnya Indonesia mengurangi ketergantungan kepada bahan baku impor obat-obatan. Apalagi Indonesia merupakan negara besar dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 270 juta jiwa. Ini menjadi potensi bagi industri farmasi tumbuh berkembang sehingga dapat melayani masyarakat dengan optimal.

PAFI Nusantara mengusulkan agar pemerintah membuat peta jalan (roadmap) untuk mewujudkan kemandirian Indonesia dalam bidang farmasi. Dalam roadmap ini pemerintah membuat strategi dan tahapan untuk mewujudkan strategi tersebut untuk menuju kemandirian bidang farmasi.

PAFI Nusantara siap untuk bersinergi dengan pemerintah, baik dalam penyusunan roadmap maupun untuk menjalankannya. Sebagai organisasi profesi, PAFI Nusantara memiliki sumber daya manusia (SDM) dibidang farmasi yang andal dan kompeten. 

Tenaga kefarmasian yang dimiliki PAFI Nusantara tidak hanya siap untuk memberikan sumbangsih dalam bentuk pemikiran atau konsepsi. Namun tenaga kefarmasian yang bernaung di bawah PAFI Nusantara juga siap untuk terlibat langsung dalam produksi bahan baku obat-obatan di dalam negeri.

PAFI Nusantara selalu mengadakan pelatihan secara berkala terhadap SDM dibidang tenaga kefarmasian. Melalui pelatihan tersebut, pengetahuan, ketrampilan dan keahlian yang mereka miliki akan terus bertambah dan selalu terasah. Karena itu, SDM tenaga kefarmasian tersebut siap membantu pemerintah mewujudkan kemandirian dibidang farmasi.

PAFI Nusantara mengingatkan bahwa sektor kesehatan yang merupakan salah satu prioritas pembangunan Indonesia, harus mendapat dukungan penuh dari subsektor farmasi, agar bisa berkontribusi memajukan negara ini. Ketersediaan obat-obatan dengan harga terjangkau sangat dibutuhkan masyarakat dan hal ini salah satunya dapat terwujud jika bahan baku obat-obatan dapat dihasilkan di dalam negeri.

Ke depannya, jumlah penduduk Indonesia akan semakin bertambah dan ini berarti bahwa kebutuhan obat-obatan akan semakin meningkat. Jika bahan baku untuk membuat obat masih harus diimpor, maka harga obat akan semakin tinggi dan obat semakin mahal sehingga membatasi akses masyarakat untuk memperoleh layanan kesehatan secara maksimal.

Berita Terkait

News Update