PAFI Ambon Edukasi Generasi Muda tentang Bahaya Perilaku Seks Bebas

Rabu 06 Nov 2024, 15:39 WIB
Ilustrasi manusia, PAFI Ambon Edukasi Generasi Muda tentang Bahaya Perilaku Seks Bebas. (Pixabay)

Ilustrasi manusia, PAFI Ambon Edukasi Generasi Muda tentang Bahaya Perilaku Seks Bebas. (Pixabay)

POSKOTA.CO.ID - Perilaku seks bebas terus marak terjadi di masyarakat. Perbuatan buruk ini ternyata juga terjadi di kalangan generasi muda. Bahkan perilaku seks bebas seolah-olah sudah menjadi tren di kalagan mereka.

Hal ini menimbulkan keprihatinan banyak pihak, termasuk Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Ambon. Gejala perilaku seks bebas menjadi di kalangan generasi muda ini terlihat terus berkembang. Hal ini terlihat dari meningkatnya angka kehamilan di luar nikah yang terjadi pada generasi muda. 

PAFI Ambon (https://pafiambon.org) melihat bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan perilaku seks bebas berkembang di kalangan generasi muda. Mulai dari pergaulan dengan teman-teman yang tidak tepat, kurangnya kesadaran diri, khususnya mengenai bahaya seks bebas, menonton film-film porno, kurang mendalami nilai-nilai agama, faktor kurangnya perhatian dari orang tua dan masih banyak lagi 

Berkembangnya perilaku seks bebas ini tentunya harus disikapi dengan serius. Sebab, generasi muda merupakan generasi yang memiliki masa depan yang cerah. Sehingga mereka harus mengisi kehidupan sehari-hari dengan hal yang bermanfaat seperti belajar untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian dan ketrampilan, memperdalam nilai-nilai agama dan berbakti kepada orang tua dan keluarga.

Untuk menekan bahkan menghilangkan perilaku seks bebas di kalangan generasi muda, PAFI Ambon mengerahkan jajaran pengurus dan anggota ke tengah-tengah para generasi muda ini untuk melakukan sosialisasi dan edukasi bahaya dari perilaku seks bebas.

Edukasi dan sosialisasi dilakukan ke sekolah-sekolah dan tempat-tempat yang menjadi pusat berkumpulnya generasi muda itu. Dalam edukasi ini, PAFI Ambon menjelaskan mengenai bahaya dari perilaku seks bebas.

Seperti resiko tertular penyakit kelamin, di antaranya sifilis, atau penyakit raja singa yang disebabkan bakteri Treponema pallidum; gonore atau kencing bernanah, yang terjadi karena adanya infeksi dari bakteri Neisseria gonorrhoeae; infeksi jamur, kutil kelamin hingga HIV/AIDS yang sampai sekarang belum ditemukan obat untuk menyembuhkannya.

Risiko lain yang muncul adalah terjadinya kehamilan di luar nikah pada usia muda. Hal ini berdampak negatif, terutama pada seorang perempuan yang masih di bawah umur. Dampak negatif yang ditimbulkan di antaranya adalah depresi, tidak siap secara psikologis dan ekonomi, bahkan bisa menimbulkan kematian.

Berbagai edukasi dan sosialisasi ini dilakukan PAFI Ambon dengan menggandeng stakeholder terkait, seperti dokter, sekolah-sekolah, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta stakeholder lainnya. Kerja sama dengan stakeholder lainnya perlu dilakukan agar edukasi dan sosialisasi ini agar dapat berjalan dengan efisien dan efektif serta dapat menjangkau kalangan generasi muda dalam jumlah banyak.

PAFI Ambon menyadari bahwa generasi muda merupakan generasi yang tengah mencari jati diri, sehingga sisi emosinya masih belum stabil. Untuk itu, diperlukan pendampingan, khususnya dari orang tua, agar generasi muda tersebut dapat tetap berada di jalan yang benar.

Untuk itu, PAFI Ambon juga mengajak para orang tua untuk mendampingi sang anak yang tengah mengalami masa pertumbuhan fisik, mental dan emosional itu. Para orang tua berperan penting karena masa ini merupakan masa yang berat dihadapi sang anak yang tengah beranjak dewasa. Sedikit saja mengalami kesalahan, maka akan berdampak terhadap masa depan anak.

Tentang PAFI

Keberadaan ahli farmasi Indonesia telah ada sejak Proklamasikan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Para ahli farmasi telah berjuang bahu membahu dengan semua golongan masyarakat, untuk melenyapkan penjajahan dari muka bumi Indonesia, serta turut aktif mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kemudian ikut serta dalam Pembangunan Masyarakat dan Negara.

Oleh karena itu, ahli farmasi Indonesia merupakan salah satu potensi pembangunan yang tidak pernah absen dalam perjuangan pembangunan begara. Sebagai salah satu potensi pembangunan sesuai fungsinya, ahli farmasi Indonesia disamping tugas keseharian, tetap ikut serta mempertinggi taraf kesejahteraan umum, khususnya dibidang kesehatan masyarakat dan farmasi.

Kemudian pada tanggal 13 Februari 1946, di Yogyakarta dibentuklah suatu organisasi yang dinamakan “Persatuan Ahli Farmasi Indonesia “ sebagai wadah untuk menghimpun semua tenaga yang bakti karyanya di bidang farmasi, Persatuan Ahli Farmasi Indonesia selanjutnya disingkat “PAFI.

PAFI dan Pengurus Pusat PAFI berkedudukan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berasaskan Pancasila,. PAFI adalah organisasi profesi yang bersifat kekaryaan dan pengabdian.

Adapun tujuan PAFI adalah : 
1. Mewujudkan Masyarakat Adil dan Makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

2. Mewujudkan Derajat Kesehatan yang Optimal bagi Masyarakat Indonesia.

3. Mengembangkan dan meningkatkan Pembangunan Farmasi Indonesia

4. Meningkatkan Kesejahteraan Anggota. (RIl)

Dapatkan update berita terbaru dan breaking news setiap hari dari Poskota. Ikuti saluran WhatsApp Poskota serta Google News Poskota

News Update