Pengamat Keamanan Siber, Alfons Tanujaya, menyatakan bahwa penggunaan VPN dalam waktu lama bisa mengekspos profil pengguna, seperti preferensi hobi atau pandangan politik, yang berpotensi disalahgunakan.
Ia mengaitkan hal ini dengan kasus Cambridge Analytica, di mana profil pengguna dari data Facebook digunakan tanpa izin.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa 72 persen aplikasi VPN memiliki pelacak pihak ketiga, yang dapat merekam kebiasaan pengguna secara diam-diam.
3. Phishing
VPN gratis juga rentan terhadap phishing, yang merupakan teknik pencurian data online untuk memudahkan proses peretasan.
Alfons menjelaskan bahwa VPN bekerja layaknya proxy server, sehingga semua aktivitas yang terjadi di server dapat diakses oleh pemilik server.
Apalagi jika VPN yang digunakan berasal dari sumber tidak tepercaya, pemilik server tersebut memiliki akses untuk melihat seluruh aktivitas pengguna yang terhubung dengan VPN, termasuk data-data sensitif.
4. Serangan Iklan
Pengguna VPN gratis sering kali dihadapkan dengan serangan iklan yang mengganggu. Iklan ini tidak hanya mengganggu tetapi juga berpotensi membahayakan, terutama jika pengguna diarahkan ke situs-situs berbahaya yang mengandung phishing.
Serangan iklan ini adalah risiko tambahan dari VPN gratis, di mana pengguna sering kali diminta mengklik situs atau tautan yang dapat mencuri data mereka.
5. Memperlambat Koneksi Internet
Selain membahayakan privasi, VPN juga dapat memperlambat koneksi internet pengguna. Hal ini terjadi terutama saat server VPN yang dipilih berada jauh dari lokasi pengguna. Semakin jauh server, semakin rendah kecepatan internet yang didapatkan.