Kopi Pagi: Solidaritas Membangun Negeri

Senin 04 Nov 2024, 08:28 WIB
Kopi Pagi: Solidaritas Membangun Negeri. (Poskota)

Kopi Pagi: Solidaritas Membangun Negeri. (Poskota)

“Menyelaraskan semua kepentingan, memantapkan soliditas dan solidaritas dengan membangun kekuatan untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial sebagaimana tujuan negeri ini didirikan..”

-Harmoko-

Ada pepatah mengatakan “Berjalan dengan seorang sahabat di tengah kegelapan lebih baik, ketimbang berjalan sendirian dalam terang”. Dapat dimaknai, kebersamaan akan lebih baik, ketimbang kesendirian, apalagi terpecah-belah.

Kebersamaan akan semakin menjadi lebih baik dan memberi nilai tambah, jika dilandasi dengan kesetaraan, tanpa prasangka dan curiga, tidak pula saling cela. 

Ada pitutur luhur, “ Memayu hayuning bawana, ambrasto dhur angkoro” – bahwa hidup ini hendaknya selalu berusaha memperindah dunia dengan cinta\ kasih kepada sesama, serta memberantas segala sifat tercela yang akan merusak dunia.

Menjadi kewajiban bagi kita semua, jika tidak mampu memberantas, setidaknya membuang sifat tercela, termasuk ketika berkompetisi baik dalam dunia politik, pemerintahan, bisnis dan aktivitas sosial.

Dengan meniadakan sifat tercela seperti disebutkan tadi, kemudian menggantinya dengan sikap yang penuh kebersamaan, saling menghargai dan menghormati, diharapkan akan mengokohkan bangunan stabilitas politik di negeri kita.

Dalam stabilitas politik yang mantap dan terkendali, selain memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, juga kian berpotensi merumuskan sistem ketatanegaraan yang kredibel, berkeadilan dan berkedaulatan rakyat.

Semakin mantapnya stabilitas politik, kian berkemampuan meningkatkan investasi dan pembangunan dalam segala sektor kehidupan sesuai kebutuhan rakyat.

Ini semua guna meningkatkan penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, pengentasan kemiskinan, peningkatan tingkat pendidikan masyarakat sebagai upaya mengatasi kesenjangan yang hingga kini masih menjadi pekerjaan rumah (PR), negeri kita.

Seberat apa pun tantangan yang dihadapi, serumit apa pun PR negeri kita, diyakini akan dapat terselesaikan dengan baik melalui kebersamaan.

Ingat! Kita memiliki kekuatan sosial yang tiada duanya. Bangsa kita memiliki jati diri sebagai bangsa yang suka tolong menolong, saling berbagi, bergotong royong, guyub rukun, dan berbhineka tunggal ika.

Itulah modal dasar menggalang kekuatan sosial, di antaranya melalui berbagai aksi sosial di atas keberagaman. 

Melalui kekuatan sosial akan melahirkan tindakan sosial yang didasari kesadaran bersama untuk menyelamatkan negeri kita.

Sejarah perjuangan bangsa telah membuktikan dengan kekuatan sosial yang dimiliki seperti telah disebutkan tadi, mampu membawa negeri ini lepas dari penjajahan.

Hingga kini masih teruji, kekuatan sosial mampu menghadapi dan menyelesaikan segala problema. Berbagai bencana alam seperti banjir, longsor, tsunami, gempa bumi, letusan gunung berapi berikut dampaknya, dapat diatasi dengan dukungan aksi solidaritas sosial melalui saling tolong menolong, kegotongroyongan, dan saling berbagi.

Begitu juga saat Pandemi Covid-19, aksi solidaritas sosial  muncul  di mana-mana guna mencegah penyebaran virus dan membantu warga yang terpapar.

Aksi solidaritas ini terbangun karena adanya perasaan yang sama, senasib dan seperjuangan, adanya perasaan setia kawan. Adanya kebersamaan, sikap solider dan toleran serta saling menghormati.

Yang hendak kami sampaikan, aksi solidaritas dalam format apa pun, tidak meninggalkan jati dirinya “kerja bersama untuk kepentingan umum, bukan lebih kepada kepentingan pribadi dan kelompoknya”.

Dan, yang tidak kalah pentingnya didasari atas kesadaran diri dengan penuh keikhlasan untuk lingkungan menjadi lebih baik lagi, lebih luas lagi membangun negeri. Bukan berharap imbalan, sanjungan atau pengakuan.

Itulah jati diri bangsa Indonesia sebagaimana tercermin pada butir pertama sila kelima Pancasila, yang mengamanatkan kepada kita untuk mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.

Pola kerja sama, guyub dan rukun dari seluruh elemen bangsa merupakan simbolisasi yang sangat dibutuhkan untuk membangun negeri saat ini, era Pemerintahan Prabowo Subianto.

Menyelaraskan semua kepentingan, memantapkan soliditas dan solidaritas dengan membangun kekuatan untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial sebagaimana tujuan negeri ini didirikan, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.

Ibarat burung kuntul mari berbaris, duduk sejajar, berdiri setara dan terbang tinggi menggapai cita- cita bersama.Holopis kuntul baris buat kepentingan bersama. Dari semua untuk semua. (Azisoko).

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.

Berita Terkait

Kopi Pagi: Komitmen Kebangsaan (1)

Senin 11 Nov 2024, 08:28 WIB
undefined

Kopi Pagi: Bersatu, Lupakan Masa Lalu

Senin 18 Nov 2024, 08:28 WIB
undefined

Kopi Pagi: Membangun Kepercayaan

Kamis 21 Nov 2024, 08:27 WIB
undefined

Kopi Pagi: Jangan Ajari Kecurangan

Senin 25 Nov 2024, 08:28 WIB
undefined

Kopi Pagi: 'Menang Ora Umuk,..'

Kamis 28 Nov 2024, 08:28 WIB
undefined

News Update