Harga Sewa Ruko hingga Biaya Bahan Pokok Mahal, 200 Warteg di Jaktim Gulung Tikar

Selasa 29 Okt 2024, 15:22 WIB
Ilustrasi. Pedagang warung Tegal (warteg) mengeluhkan tingginya harga beras di pasaran. (Ist)

Ilustrasi. Pedagang warung Tegal (warteg) mengeluhkan tingginya harga beras di pasaran. (Ist)

POSKOTA.CO.ID - Sedikitnya 200 pedagang Warung Tegal (Warteg) di Jakarta Timur, gulung tikar akibat tidak mampu membayar sewa ruko hingga biaya bahan baku yang mahal.

Ketua Koordinator Wilayah Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) Jakarta Timur, Nawawi menerangkan, ratusan pedagang warteg terpaksa gulung tikar terhitung sejak pandemi Covid-19 melanda.

"Ya, perkiraan hampir 200 warteg tutup, itu sejak pandemi," kata Nawawi melalui sambungan telepon, Selasa, 28 Oktober 2024.

Nawawi menjelaskan, sejak 2024, sudah ada lima warteg dilaporkan tutup. Hal itu dikarenakan pedagang tidak sanggup lagi membayar sewa ruko.

Selain harga sewa, kenaikan bahan baku juga menjadi salah satu faktor penyebab pedagang gelagapan hingga tidak mampu lagi bertahan dengan usahanya.

"Satu, bahan-bahan mahal, terus kemudian biaya kontrakan, sewa ruko, itu paling tinggi dari yang dulu-dulu. Sekarang itu di Jakarta Rp25-30 juta per tahun itu paling murah," ungkap Nawawi.

"Nah itu kita kendalanya di situ. Kita ngontrak kadang gak menutupi. Jadi kita mau perpanjang harus babak belur," sambungnya.

Sampai saat ini, lanjut Nawawi, harga sewa ruko yang mahal hingga harga bahan pokok yang melambung tinggi, masih menghantui pedagang warteg. Di sisi lain, pedagang juga harus menyesuaikan kos pelanggan.

Dalam hal ini, pedagang juga tidak mau memberatkan para pembeli dengan menaikkan harga makanan dari harga standar warteg pada umumnya.

"Sampai sekarang permasalahannya masih sama, harga sewa ruko sama bahan pokok yang tinggi," tuturnya. 

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.

News Update