Layanan ini juga memungkinkan Anda yang baru pertama kali mengajukan pinjaman untuk mendapatkan pengalaman tanpa harus membagikan identitas resmi mereka.
Kekurangan Pinjol Tanpa NIK KTP
1. Risiko Penipuan yang Lebih Tinggi
Pinjaman tanpa NIK KTP cenderung memiliki proses verifikasi yang lebih minim, yang sayangnya dapat membuka peluang bagi pihak tak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan.
Karena data identitas tidak divalidasi secara menyeluruh, ada risiko bahwa layanan ini disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak jujur untuk mengambil keuntungan.
Selain itu, dalam beberapa kasus, data peminjam bisa saja digunakan oleh oknum untuk melakukan tindakan yang tidak sah.
2. Bunga dan Biaya Administrasi yang Lebih Tinggi
Dikarenakan pinjaman tanpa NIK KTP dianggap memiliki risiko gagal bayar yang lebih tinggi, penyedia pinjol seringkali menetapkan bunga dan biaya administrasi yang lebih besar sebagai upaya mengantisipasi kerugian.
Hal ini dapat membuat beban finansial bagi peminjam semakin berat, terutama jika pinjaman tersebut digunakan untuk kebutuhan mendesak.
Pemohon perlu memahami dengan jelas besaran bunga yang dikenakan agar tidak terjebak dalam beban pinjaman yang sulit dibayar.
3. Terbatasnya Plafon dan Durasi Pinjaman
Pinjaman tanpa NIK KTP umumnya memiliki plafon pinjaman yang terbatas, berkisar antara ratusan ribu hingga maksimal beberapa juta rupiah.
Durasi pinjaman juga biasanya lebih singkat, seperti satu hingga tiga bulan. Bagi sebagian orang, jumlah ini mungkin tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan yang lebih besar.
4. Minimnya Perlindungan Hukum
Pinjol tanpa NIK KTP tidak selalu berada di bawah pengawasan resmi, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Artinya, peminjam mungkin tidak memiliki perlindungan hukum yang memadai jika terjadi masalah, seperti kenaikan bunga secara sepihak atau penagihan berlebihan.
Kurangnya regulasi ini membuat konsumen lebih rentan terhadap praktik-praktik yang merugikan, sehingga calon peminjam perlu lebih waspada.