Sulit Dapatkan Pupuk Kimia Bersubsidi, Petani di Bandung Barat Beralih Pakai Pupuk Cair Organik

Senin 21 Okt 2024, 12:10 WIB
Hasil panen pertanian di Kampung Citeureup, Desa Girimukti, Kecamatan Saguling, Bandung Barat. (Poskota/Gatot Poedji Oetomo)

Hasil panen pertanian di Kampung Citeureup, Desa Girimukti, Kecamatan Saguling, Bandung Barat. (Poskota/Gatot Poedji Oetomo)

POSKOTA.CO.ID - Kebutuhan pupuk kimia bersubsidi hingga saat ini masih sangat dibutuhkan oleh para petani. Sejauh ini ketersediaan pupuk kimia tersebut terbilang susah untuk mendapatkannya. Sehingga sangat berpengaruh terhadap produksi beberapa jenis tanaman pertanian.

Saat ini, petani di Kampung Citeureup, Desa Girimukti, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat berinovasi membuat pupuk sendiri dalam wadah "Rumah Hayati".

Ketua Rumah Hayati, Acep Rukmana (37) mengatakan, ada dua gabungan kelompok tani (gapoktan) yang terlibat dalam proses inovatif tersebut.

"Mereka kebanyakan petani sayuran yang sudah punya segudang pengalaman," kata Acep, Senin, 21 Oktober 2024.

Dia menjelaskan, awal mula bergerak memproduksi pupuk sendiri ini lantaran banyaknya keluhan yang dirasakan oleh petani.

"Pupuk kimia bersubsidi itu selain susah, harganya pun terbilang mahal," ucapnya.

Acep menyebut pupuk yang mereka produksi merupakan pupuk cair organik dari bahan baku hayati.

"Di antaranya tumbuhan seperti eceng gondok, rebung bambu, hingga umbi-umbian," ujarnya.

Untuk bahan bakunya, lanjut dia, kebanyakan berasal dari tumbuhan karena pupuk cair organik hayati.

"Jadi semua bahan-bahan itu, seperti eceng (gondok), rebung, dan umbi-umbian kita kumpulkan, kita chopping (dicacah), dimasukkan ke drum lalu difermentasi," ungkapnya.

Setelah difermentasi selama sepekan, baru ditambahkan bakteri yang dibeli dari laboratorium atau toko bahan kimia.

Berita Terkait
News Update