Pelantikan Presiden 2024-2029, Media Malaysia Soroti Program Makan Gratis Prabowo

Minggu 20 Okt 2024, 09:47 WIB
Potret kebersamaan Prabowo Subianto, Titiek Soeharto dan sang anak, Didit Hediprasetyo. (X/@DokterTifa)

Potret kebersamaan Prabowo Subianto, Titiek Soeharto dan sang anak, Didit Hediprasetyo. (X/@DokterTifa)

POSKOTA.CO.ID - Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dilantik sebagai Presiden dan Wakil presiden RI periode 2024-2029 di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, pada Minggu, 20 Oktober 2024.

Media asing Malaysia, Malay Mail, menyoroti program ambius makan siang gratis yang membutuhkan dana senilai 28 miliar dolar AS atau sekitar Rp433 triliun.

Laporan itu menyebut janji besar Prabowo saat kampanye adalah rencana menyediakan makanan gratis bagi puluhan juta anak sekolah dan ibu hamil di seluruh negeri.

juga menyinggung target ekonomi 8 persen yang digaungkan Prabowo dengan mengikuti kebijakan pendahulunya dan memanfaatkan sumber daya manusia.

"Dari kemakmuran, kita dapat menghadirkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Kita harus bersatu untuk menghilangkan kemiskinan dan menghilangkan kelaparan, dan menghilangkan penderitaan rakyat kita," kata Prabowo dalam pidato kemenangan Maret lalu, dikutip dari laporan Malay Mail, Minggu, 20 Oktober 2024.

Untuk melakukan itu, Prabowo disebut akan mengandalkan proyek-proyek nasional yang besar, sumber daya alam nusantara yang melimpah, dan upaya untuk menurunkan tingkat kemiskinan lebih dari 9 persen.

Prabowo juga telah berjanji untuk melanjutkan sebagian besar program ekonomi populer Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

Hadapi Kritik

Namun, rencana tersebut telah menghadapi kritik atas masalah logistik dan biaya, dengan beberapa orang bertanya-tanya bagaimana ia dapat melaksanakan rencana tersebut dan tetap membelanjakan dalam batas defisit fiskal tahunan sebesar 3 persen dari PDB, yang diamanatkan oleh undang-undang.

Jokowi berfokus pada proyek infrastruktur besar termasuk jalan, jembatan, dan bandara yang bertujuan untuk menghubungkan kepulauan tersebut dengan lebih baik.

Namun, para ahli mengatakan Prabowo akan menyimpang dari itu dalam upayanya untuk mewujudkan janji kampanye untuk mengubah Indonesia, anggota G20, menjadi ekonomi yang maju dan berkembang.

"Ia tidak akan membabi buta mengikuti jejak Jokowi, tetapi ia juga tidak akan sepenuhnya meninggalkan atau mengabaikan segalanya, jadi ia akan berada di tengah-tengah," kata Yose Rizal Damuri, seorang ekonom di Pusat Studi Strategis dan Internasional.

Berita Terkait
News Update