Menyakitkan! Itu-lah yang dirasakan usai menyaksikan duel Timnas Indonesia vs China di laga keempat putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Meski skuad Garuda menguasai hampir 80% jalannya pertandingan, namun Merah Putih harus mengakui ketangguhan tembok Negeri Tirai Bambu tersebut.
Ini merupakan kekalahan perdana Skuad Garuda, setelah tiga laga sebelumnya di Grup C bermain imbang melawan Arab Saudi, Australia dan Bahrain.
Di laga ini sejumlah pemain yang diturunkan diluar dari perkiraan siapapun, namun semua keputusan berada di tangan Shin Tae-yong (STY) sebagai pelatih kepala.
Saat daftar susunan pemain dirilis, netizen langsung bertanya-tanya mengenai keberadaan Eliano Reijnders. Kemudian ketika starting XI diumumkan, kecemasan langsung bermunculan.
Pemain-pemain yang saat melawan Bahrain menjadi starter seperti Thom Haye, Ivar Jenner dan Sandy Walsh misalnya, tidak dimainkan melawan China.
STY malah memainkan Calvin Verdonk sebagai bek tengah. STY terlalu berani merombak formasi pemain sehingga perjudian taktik tersebut justru menjadi bumerang. Perubahan line up itu juga membuat daya dobrak Timnas Indonesia mengendur dan cukup blunder.
Yang cukup fatal dan mengejutkan dalam laga itu adalah dicadangkannya Thom Haye. Posisi Haye digantikan Nathan Tjoe-A-On sehingga daya dobrak Timnas semakin memble, padahal China bermain biasa saja dan lebih cenderung menerapkan bermain bertahan yang memanfaatkan serangan balik.
Apa yang diragukan pecinta sepakbola di tanah air saat laga berlangsung akhirnya terbukti. Keputusan STY melakukan perubahan komposisi pemain berakibat fatal, hingga terjadi kesalahan lantaran komunikasi pemain di lapangan tidak berjalan dengan baik. Sehingga pecinta sepak bola di tanah air kecewa dan frustasi.
Apalagi dua gol China dilakukan lantaran kesalahan pemain Indonesia dalam mengantisipasi bola.
Dimana gol pertama bola yang seharusnya segera dibuang Shayne Pattynama keluar lapangan, masih bisa direbut pemain China. Begitu juga di lini bertahan yang terlihat seperti anggap remeh dimana Mees Hilgers tidak melakukan penjagaan ketat terhadap serangan balik China.
Dominasi Merah Putih hanya berbuah satu gol, lewat jenderal lapangan Thom Haye menit 86’. Kehadiran Thom menghidupkan lapangan tengah Indonesia. Namun kuatnya barisan pertahanan China membuat Garuda sulit untuk menembusnya.
Kekalahan ini, menjadi pelajaran berharga bagi STY dan seluruh pemain. Evaluasi harus segera dilakukan, mana sebenarnya Starting XI terbaik Garuda.
Kemudian fokus dan koordinasi harus menjadi pembenahan pemain yang mutlak dilakukan. Perjalanan Garuda masih panjang dan semakin berat. Lupakan kekalahan atas China di Stadion Qingdao Tiantai.
Saatnya kembali rapatkan barisan, dua laga berikutnya di bulan November kita akan bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.
Saatnya meraih poin melawan Jepang dan Arab Saudi di kandang. Tidak ada yang tidak mungkin jika kita yakin dan sungguh-sungguh. Tunjukkan cengkraman Garuda betapa kuat dan menyakitkan. Bravo. Garuda di Dadaku.(*)
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.