Kopi Pagi: Menunggu Postur Zaken Kabinet

Kamis 17 Okt 2024, 08:28 WIB
Prabowo Subianto (tengah). (X/@DokterTifa)

Prabowo Subianto (tengah). (X/@DokterTifa)

Idealnya, zaken kabinet yang bebas dari tekanan dan kepentingan. Kepentingan rakyat dan negara haruslah diatas kepentingan parpol, golongan dan para “pemodal politik”

-Harmoko-

 

Pelantikan presiden dan wapres terpilih dan pembentukan kabinet baru, tinggal empat hari lagi. Sesuai jadwal pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden periode 2024-2029 dilakukan pada Minggu kliwon, 20 Oktober 2024. 

Sedangkan pelantikan menteri kabinet esok harinya, Senin legi, 21 Oktober 2024.

Para tokoh yang akan masuk kabinet Prabowo-Gibran pun sudah diketahui publik karena sejak dua hari lalu, para calon menteri, wakil menteri dan kepala badan sudah dipanggil Prabowo di Jl. Kertanegara, Jakarta Selatan.

Bahkan, sejak Rabu kemarin, para calon menteri dan wakil menteri mulai mendapatkan pembekalan langsung dari presiden terpilih Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

Yang sudah terpublish, terdapat 49 tokoh sebagai calon menteri dan 59 calon wakil menteri dan kepala lembaga atau badan. Artinya lebih dari 100 tokoh baik dari kalangan profesional, teknokrat dan figur publik yang akan memperkuat kabinet.

Banyaknya tokoh yang terlibat, sulit terbantahkan bahwa kabinet mendatang selain gemuk, juga berasal dari berbagai latar belakang dalam upaya mengakomodir sejumlah kepentingan, tak hanya politik, boleh jadi adanya kebutuhan khusus dalam menghadapi beragam tantangan ke depan.

Dapat dipahami, mengingat tantangan ke depan bukan semakin ringan, tetapi bertambah berat dan kian kompleks. Bukan hanya dinamika di dalam negeri, juga situasi global yang ditengarai masih menyimpan awan gelap, baik di bidang ekonomi dan geopolitik.

Mencuat penilaian kabinet gemuk yang bukan hanya jumlah lembaganya, juga personelnya dapat mempengaruhi gerak langkah kabinet itu sendiri.

Kabinet menjadi kurang lincah karena birokrasi yang gemuk tadi. Tetapi di sisi lain, dengan pemecahan beberapa pos kementerian menjadi lebih spesifik dapat mempercepat gerak langkah dalam mengambil keputusan dan mempercepat pelaksanaan kebijakan.

Lebih – lebih, jika nantinya, misalnya ada wakil menteri yang menangani masalah khusus, kawasan atau bidang tertentu atau wilayah khusus, maka pergerakan kabinet lebih cepat dan lincah dalam mengalikan kebijakan, sepanjang adanya pemberian kewenangan sesuai batasannya.

Ini bisa diterapkan kementerian yang bersifat strategis, seperti kemenkeu, kemenlu serta di bidang politik dan keamanan. Untuk kementerian strategis ini hendaknya menempatkan teknokrat dan profesional, seminimal mungkin dari politisi alias kader parpol.

Dilihat dari tokoh yang telah dipanggil Prabowo, tampaknya kabinet mendatang akan memadukan teknokrat, profesional dan politisi, dan akademisi.

Menteri keuangan misalnya akan tetap dijabat oleh Sri Mulyani Indrawati yang dinilai sukses mengawal pemerintahan Presiden SBY dan Jokowi.

Begitu juga pos lain guna menciptakan stabilitas politik dan keamanan, akan diserahkan kepada ahlinya.

Kombinasi teknokrat , profesional dan politisi inilah yang acap disebut sebagai Zaken Kabinet. Ini sejatinya sudah diterapkan di era pemerintahan SBY dan Jokowi. Hanya saja, di setiap era akan beda dalam pola dan prioritas, begitu juga pada kabinet mendatang.

Bagaimana postur Zaken Kabinet pada Pemerintahan Prabowo – Gibran? Jawabnya secara pasti dapat diketahui setelah terbentuknya kabinet pada awal pekan depan.

Yang jelas Zaken Kabinet mendatang beda dengan Zaken Kabinet Djuanda tahun 1957, beda pula dengan “Zaken Kabinet” era sebelumnya. 

Meski beda pola, apapun nama kabinet tantangan dan dilema yang dihadapi serupa,

utamanya terkait akomodasi kekuatan politik dan kebutuhan untuk segera menghasilkan kebijakan yang efektif.

Kita berharap kombinasi Zaken Kabinet mendatang lebih serasi dan selaras dengan menempatkan tokoh sesuai kapabilitasnya dan keahliannya. Ini demi menjaga keseimbangan antara stabilitas politik dan efektivitas pemerintahan.

Meski tak bisa lepas dari mengakomodir kepentingan politik, tetapi kepentingan rakyat, bangsa dan negara harus di atas segalanya.

Itulah idealnya, zaken kabinet yang bebas dari tekanan dan kepentingan.

Kepentingan rakyat dan negara haruslah diatas kepentingan parpol, golongan dan para “pemodal politik”, seperti dikatakan pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.

Dengan tokoh yang terdiri dari beragam profesi ( tim multi- profesional) yang bakal memperkuat kabinet, diharapkan pula terbentuk multitasking, berorientasi pada proses pelayanan yang lebih baik, berkualitas, berinovasi dan berkreativitas dalam melayani publik dalam segala sektor kehidupan.

Mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat serta menciptakan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana cita – cita sejak awal negeri ini didirikan.

Zaken kabinet yang berorientasi pula mewujudkan integritas bangsa, sebagai bangsa yang tangguh dan bermoral serta  bermartabat tanpa adanya kolusi dan korupsi. (Azisoko).

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari. 

Berita Terkait

Kopi Pagi: Solidaritas Membangun Negeri

Senin 04 Nov 2024, 08:28 WIB
undefined

News Update