Empat hari menjelang Prabowo Subianto dilantik sebagai Presiden Terpilih periode 2024-2025 mulai mencari calon menteri di kabinetnya. Senin,14 Oktober 2024, Prabowo telah memanggil 49 nama di kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.
Mereka adalah berasal dari berbagai macam latar belakang berbeda, mulai dari Menteri Presiden Jokowi, partai politik, ormas, hingga profesional atau ahli di bidangnya. Selasa, 15 Oktober 2024 masih dilanjutkan pemanggilan untuk Wakil Menteri (Wamen).
Sebanyak 13 menteri Jokowi yang dipanggil Prabowo, yakni Zulkifli Hasan atau Zulhas, Tito Karnavian, Bahlil Lahadalia, Raja Juli Antoni, Pratikno, Sakti Wahyu Trenggono dan Amran Sulaiman.
Lalu ada juga Erick Thohir, Dito Ariotedjo, Budi Gunadi Sadikin, Airlangga Hartarto, Sri Mulyani, dan Rosan Roeslani. Ke-13 menteri ini belum tentu akan menjadi Menteri Presiden Terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Proses seleksi masih terus berlanjut hingga sebelum tanggal 23 Oktober 2024 atau selang tiga hari setelah Prabowo dilantik sebagai Presiden RI. Pemanggilan calon menteri dan calon wakil menteri beserta kepala badan terbuka dan diketahui publik.
Hal ini harus menjadi perhatian masyarakat luas, untuk ikut menyeleksi dan membantu Prabowo untuk memutuskan pilihannya yang tepat sebagai ‘pembantunya’ di pemerintahan.
Ya, jangan sampai Prabowo salah memilih kabinet dengan orang-orang yang kurang tepat atau track record/rekam jejaknya yang buruk. Masyarakat bisa memberikan masukan melalui media sosial (medsos).
Sebab, jangan sampai menteri yang dipilih Prabowo justru membuat malu Prabowo. Maka, carilah kabinet yang bersih dari korupsi, memiliki kapabilitas dan integritas.
Misalkan, sejauh ini ada 13 nama menteri Jokowi yang dipanggil Prabowo. Di antara nama-nama tersebut bagaimana kinerja mereka selama ini. Apakah menunjukkan perbaikan, stagnan atau justru menurun.
Misalkan, Menteri Zulhas yang menjabat sebagai Menteri Perdagangan. Ketum PAN ini mengurusi masalah pangan bagi ratusan juta rakyat Indonesia. Bagaimana apakah kebutuhan pokok terpenuhi, dan tidak mahal?
Bila kita melihat, 10 tahun pemerintahan yang dipimpin Jokowi, untuk masalah pangan tidak pernah ada solusi. Contohnya, persoalan beras, minyak, dan bahan pokok (cabai, bawang merah, telur, kedelai dll) harganya selalu tinggi. Terlebih bila mendekati momen hari besar keagamaan. Masalah ini kerap terjadi, seperti menjadi langganan.
Nah, di era kepemimpinan Prabowo jangan sampai terjadi demikian. Cari lah menteri yang ahli di bidangnya, bukan dari parpol. Karena ke depan tantangan semakin besar, apalagi saat ini kondisi masyarakat Indonesia tengah sulit.
Keniscayaan Prabowo akan memilih kabinetnya adalah orang-orang parpol yang mendukungnya di Pilpres 2024 kemarin. Akan tetapi, yang mesti dipertimbangkan carilah kabinet yang layak dan memiliki kapabilitas serta integritas. Ujungnya, kehidupan rakyat menjadi sejahtera. (*)