Sebagian besar pengusaha membiayai bisnis mereka dengan campuran utang dan modal usaha. Tapi gilanya, Graves sebagian besar mengandalkan pinjaman saat memulai.
Dia akan menawarkan kepada investor swasta suku bunga 15 persen atas pinjaman, yang kemudian akan dia gunakan untuk mendapatkan pendanaan tambahan dari bank komunitas yang memperlakukan utang sebagai ekuitas.
"Jika dipikir-pikir kembali, pendekatan itu bodoh. Dan hampir membuat saya kehilangan bisnis ketika Badai Katrina menghantam Louisiana pada 2005," kata dia.
Badai tersebut membuat 21 dari 28 etalase tokonya di wilayah Baton Rouge, tutup. Namun itu memungkinkan Graves untuk mempertahankan kepemilikan sahamnya sambil mengembangkan perusahaan.
Berlawanan dengan ekspansi awal perusahaan yang agresif, Graves sekarang mengajarkan pentingnya tidak terburu-buru memanfaatkan peluang atau tumbuh terlalu cepat dengan mengorbankan mereknya.
Dia mengatakan, visi Raising Cane’s adalah suatu hari nanti memiliki cabang di seluruh dunia, dan menjadi merek untuk hidangan ayam goreng yang lezat, kru yang hebat, budaya yang keren, dan keterlibatan masyarakat yang aktif.
"Anda harus tetap disiplin, karena jika Anda sukses, peluangnya gila-gilaan, dan Anda dapat mengembangkannya menjadi sesuatu yang sama sekali tidak istimewa," kata dia.
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.
