Menunggu Keampuhan Wolbachia Tekan DBD

Sabtu 12 Okt 2024, 05:49 WIB
Ilustrasi nyamuk pembawa penyakit DBD. (Pixabay.com/Emphyrio)

Ilustrasi nyamuk pembawa penyakit DBD. (Pixabay.com/Emphyrio)

PELEPASAN nyamuk Wolbachia di Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat menjadi pilot project bagi Jakarta untuk menangani kasus demam berdarah dangue (DBD). Meski sebelumnya daerah lain, seperti Yogyakarta, Kupang, Bandung dan Kupang telah lebih dulu melakukan penyebaran.

Pelepasan nyamuk Wolbachia tersebut, dilakukan Dinas Kesehatan DKI Jakarta bersama Kementerian Kesehatan RI. Tingginya kasus DBD di wilayah Kembangan, Jakarta Barat, pun menjadi alasan pemilihan tempat penebaran nyamuk Wolbhacia tersebut.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta sendiri mencatat, sekitar 12 ribu kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Jakarta. Lonjakan kasus terjadi pada April 2024. Kemudian, adapun wilayah Jakarta Barat menjadi wilayah tertinggi yang melaporkan kasus DBD.

Upaya penanggulangan terus dilakukan, salah satunya mengencangkan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M (menguras, menitip, mendaur ulang) plus. Di samping itu, Dinkes Jakarta segera menyebar nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia untuk menurunkan kasus DBD.

Wolbachia sendiri merupakan bakteri simbiotik yang terjadi secara alami pada banyak serangga. Meskipun Wolbachia tidak ditemukan secara alami pada Ae. aegypti, Wolbachia telah berhasil ditransfer ke dalam tubuh nyamuk dan telah terbukti mengurangi penularan berbagai virus termasuk demam berdarah, Zika, chikungunya, dan demam kuning.

Wolbachia dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti dapat menurunkan replikasi virus dengue sehingga bermanfaat dalam mengurangi kemampuan nyamuk tersebut sebagai penular demam berdarah.

Pertumbuhan bakteri atau virus terjadi melalui mekanisme kompetisi mendapatkan makanan antara virus dengue dan bakteri Wolbachia dalam tubuh nyamuk. Makin sedikit mendapatkan suplai makanan, makin sulit virus dengue berkembang biak (replikasi).

Studi kelayakan pelaksanaan teknologi Wolbachia telah dilakukan di Yogyakarta pada tahun 2022 dan hasilnya menurunkan 77% kasus demam berdarah dan 86% kasus perawatan di rumah sakit. WHO selaku Vector Control Advisory Group (VCAG) pada 2023 telah merekomendasikan penggunaan nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia sebagai salah satu metode dalam menangani kasus DBD.

Hal ini membuktikan bahwa teknologi Wolbachia aman untuk diterapkan sebagai salah satu metode penanganan penyakit demam berdarah di Indonesia.

Kini pemerintah melalui Dinas Kesehatan dan Kementerian Kesehatan telah melakukan penebaran nyamuk Wolbhacia di Jakarta, daerah Kembangan, Jakarta Barat. Masyarakat pun disebut telah diberikan sosialisasi dan edukasi soal penyebaran nyamuk tersebut.

Namun demikian, pemerintah  mengimbau masyarakat untuk melengkapi upaya pencegahan dengan menerapkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus.

Berita Terkait

News Update