Obrolan Warteg: Yang Baik Jangan Hilang Percuma

Rabu 09 Okt 2024, 07:02 WIB
Obrolan Warteg: Yang Baik Jangan Hilang Percuma. (Poskota/Yudhi Himawan)

Obrolan Warteg: Yang Baik Jangan Hilang Percuma. (Poskota/Yudhi Himawan)

Program kerja itu perlu kesinambungan agar tujuan akhir tercapai. Ibarat kita pergi ke suatu tempat tujuan, jangan belok arah di tengah jalan. Selain bisa nyasar, boleh jadi tidak sampai tujuan akhir.

“Mampir dulu kali seperti teman kita ini,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.

“Kalau mampirnya minum kopi sambil rehat, nggak masalah. Lah ini sampai bermalam segala, lantas kapan sampainya,” tambah Yudi.

“Nggak usah nyindir-nyindir nggak baik. Ini bicara soal program pembangunan, larinya kok nginep segala. Kita kembali ke topik semula soal program berkesinambungan,” ujar mas Bro.

“Oke setuju. Maksudnya program pemerintahan Jokowi dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo, gitu?,” tanya Heri.

“Ya, seperti itulah, tentu program yang baik perlu dilanjut. Jangan yang sudah baik dibuang karena ingin sebuah perubahan,” jelas mas Bro.

“Betul juga. Perubahan itu bukan berarti membuang semua produk lama, lantas menggantinya dengan yang baru semuanya. Itu keliru,” ujar Heri.

“Perubahan itu mengemas produk baru dengan memodifikasi produk lama yang sudah baik menjadi lebih baik lagi.Ibarat mobil, mesin sama, yang dipoles tampilan luarnya ,menjadi lebih keren dan elegan sehingga daya jualnya semakin tinggi,” tambah Yudi.

“Intinya ada kesinambungan terkait kebijakan strategis yang telah dimulai era pemerintahan sebelumnya ke era pemerintahan baru mendatang. Ini bukan kata saya, tetapi kata Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf,” ujar mas Bro.

Seperti diberitakan, PBNU berkomitmen mendorong pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto sehingga diharapkan tetap ada kesinambungan terkait kebijakan strategis.

Kalaupun ada perubahan, diharapkan ada pembicaraan bersama sehingga inisiatif baik yang telah dimulai tidak hilang sia-sia, kata Gus Yahya usai Simposium Pesantren 2024 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Selasa (8/10/2024).

“Betul juga. Kalau sesuatu yang baik hilang sia-sia, sayang banget, apalagi kita belum sempat menikmati hasil dari kebaikan yang ada,” urai Heri.

“Saya sependapat juga yang baik dilanjutkan, yang buruk ditinggalkan. Tetapi tidak semuanya harus dilanjutkan,” kata Yudi.

“Ya iyalah tidak semuanya dilanjutkan. Boleh jadi dulu baik, sekarang karena situasi sudah berubah menjadi kurang baik. Ibarat punya teman dulu baik sekali, kini buruk sekali, apakah harus dipertahankan. Tentu tidak,” kata  Heri.

“Tetapi apapun alasannya harus ada etika dan tata krama dalam pergaulan. Lebih-lebih bagi bagi para elite politik, tokoh bangsa dan negarawan,” kata mas Bro. (Joko Lestari).

Berita Terkait

News Update