POSKOTA.CO.ID - Ratusan pedagang di Jembatan Penyebrangan Multiguna (JPM) Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, memprotes penyegelan lapak dagang tanpa ada sosialisasi. Lapak disegel karena pedagang tidak mampu membayar sewa lapak.
Ketua Asosiasi Pasar Tanah Abang, Kambaruddin Manday mengatakan, sewa lapak yang ditetapkan oleh Perumda Pembangunan Sarana Jaya kepada pedagang terlalu mahal.
"Pedagang sudah mengajukan surat untuk mengajukan keringanan, gak direspon," kata Kambarrudin melalui pesan singkat, Selasa, 8 Oktober 2024.
Kambaruddin mengungkapkan, sedikitnya 200 lapak pedagang disegel karena tidak bisa membayar uang sewa sekitar Rp1,4 juta per bulan. Sebagian ada yang menunggak 3 hingga 4 bulan. "Akhirnya pedagang gak mampu bayar ya disegel," tuturnya.
Dia dan pedagang lainnya menyesalkan harga sewa yang mahal itu. Padahal, kata Kambaruddin, awalnya harga sewa lapak untuk para pedagang di JPM Pasar Tanah Abang Rp560 ribu per bulan. "Kemudian ganti pengelola, dinaikkan lagi Rp 800 ribu per bulan," ungkapnya.
Namun, saat penerapan harga Rp800 ribu itu belum berjalan, pengelola justru kembali mengetok harga sewa tepatnya senilai Rp1.443.0000 per bulan. Padahal, ia mengatakan, pedagang masih tergolong mampu untuk membayar biaya sewa Rp800 ribu.
"Terus yang Rp800 per bulan ini belum jalan sudah dinaikkan lagi harga, ya pedagang keberatan, apalagi gak ada sosialisasi," terangnya.
Dalam video yang diterima poskota tampak pedagang mengeluhkan penyegelan lapak yang dilakukan pengelola. Menurut perekam video, mereka merupakan pedagang binaan era Gubernur Jakarta Anies Baswedan.
"Kita pedagang kaki lima yang ditata di JPM ini dengan harga service charge yang terjangkau, setelah selesainya Covid pengelola dari Sarana Jaya menaikkan service charge tanpa adanya mufakat," kata perekam video.
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.