Pantauan poskota di lokasi, tampak ribuan ember yang menjadi tempat telur nyamuk berwolbachia tersebut tampak dijejerkan.
Ribuan ember tersebut nantinya akan digantung di depan rumah-rumah warga yang akan menjadi orang tua asuh (OTA) nyamuk berwolbachia.
Tampak Kemenkes bersama Pemprov DKI Jakarta secara simbolis menyerahkan ember-ember tersebut kepada warga yang ditunjuk sebagai OTA.
Ember yang nantinya akan menjadi tempat tinggal jentik nyamuk berwolbachia itu memiliki tinggi 12 cm dan diameter 11 cm. Di kanan kirinya, ember tersebut dilubangi sebanyak 8 buah.
Sementara untuk bagian dalam ember tersebut diisi oleh air bersih setinggi 2 cm dengan pakan nyamuk, serta strip paper untuk tempat tinggal telur nanti.
Dalam demo penyebaran telur nyamuk ber-wolbachia yang dilakukan di RW 07 Kembangan Utara, tampak ember tersebut ditutup rapat dan digantung di depan rumah warga yang menjadi OTA.
OTA juga memastikan bahwa ember telur berwolbachia itu terhindar dari sorot matahari langsung dan jangkauan anak-anak.
Sehingga, telur itu diharapkan bisa tumbuh menjadi jentik nyamuk yang bisa membantu menanggulangi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) akibat Aedes Aegypti.
Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto menyampaikan bahwa kegitan tersebut adalah realisasi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Pasal 1 tentang teknologi Wolbachia untuk penanggulangan DBD.
Wilayah Jakarta Barat dipilih sebagai pilot project pertama di Jakarta, dikarenakan jumlah kasus DBD-nya tinggi.
"Peningkatan kasus DPD di Jakarta Barat terjadi mulai pada bulan Februari tahun 2024 dan mencapai puncaknya pada April 2024 sebanyak 799 kasus. Selanjutnya pada Maret sampai Juli 2024, jumlah kasus berada di atas nilai maksimal 5 tahun terakhir," kata Uus.
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.