POSKOTA.CO.ID - Saat berurusan dengan pinjaman online (pinjol), tak sedikit yang merasa khawatir mengenai keamanan data pribadi.
Mulai dari KTP, foto selfie, hingga nomor kontak darurat dan informasi tempat kerja, semua ini adalah data yang kerap diminta saat pengajuan pinjaman.
Namun, apa yang terjadi ketika pinjaman tidak bisa dilunasi dan ancaman mulai datang? Mari kita bahas lebih lanjut mengenai hal ini dan bagaimana sebaiknya menyikapinya.
1. Data Pribadi yang Dipertaruhkan
Ketika mengajukan pinjaman online, Anda biasanya diminta untuk memberikan beberapa data pribadi, seperti KTP, foto selfie, dan kontak darurat.
Data-data ini tentu sangat penting, dan Anda harus hati-hati karena mereka bisa saja digunakan sebagai alat tekanan. Meski data tersebut diberikan atas persetujuan, Anda tetap perlu waspada jika pihak pinjol mengakses lebih dari yang seharusnya.
2. Ancaman Penyebaran Data
Seringkali, jika Anda terlambat membayar, pihak pinjol akan mengirim ancaman melalui pesan teks atau WhatsApp.
Mereka mungkin menyatakan akan menyebarkan data Anda, seperti KTP atau informasi tempat kerja, kepada orang-orang terdekat atau perusahaan tempat Anda bekerja.
3. Jangan Terlalu Berpikiran Negatif
Jika Anda menerima ancaman seperti ini, tetap tenang. Seringkali, pihak pinjol tidak akan benar-benar menyebarkan data Anda.
Mereka biasanya hanya mencoba menekan psikologis Anda agar segera membayar. Ingat, jika tidak ada aplikasi atau perusahaan pinjol yang jelas disebut dalam ancaman tersebut, kemungkinan besar ini hanyalah tipuan.
4. Fokus Menyelesaikan Masalah
Daripada panik dan terpancing dengan ancaman yang datang, fokuslah pada solusi. Jika memang Anda tidak mampu membayar pinjaman, penting untuk memutus semua saluran komunikasi dengan pihak pinjol.
Hapus kontak WhatsApp, telepon, dan email yang digunakan untuk komunikasi dengan mereka, sehingga Anda tidak terus-menerus dihantui oleh pesan ancaman.