Siklus kesulitan keuangan dan masalah kesehatan mental bisa menjadi lingkaran setan.
Misalnya, seseorang mungkin sangat khawatir karena tidak mampu membayar tagihan sehingga akhirnya merasa sangat cemas.
Sebaliknya, masalah kesehatan mental yang serius dapat menyebabkan orang harus menerima pekerjaan dengan gaji rendah atau tidak stabil.
Beberapa masalah kesehatan mental seperti gangguan bipolar juga dikaitkan dengan tingginya pengeluaran impulsif dan risiko kebangkrutan.
Richardson, yang merupakan pakar hubungan antara kesulitan keuangan dan masalah kesehatan mental membagikan beberapa cara untuk mengatasi kekhawatiran finansial itu.
Dia menyebut ada baiknya jika seseorang memang sedang mengalami kesulitan finansial, penting untuk menyadari bahwa dia tidak sendirian.
Membicarakan hal itu dengan orang terdekat akan sangat membantu, baik itu dengan teman, anggota keluarga, atau penasihat keuangan.
Menurut Richardson, membicarakan kekhawatiran keuangan bukan hal yang tabu sebab itu merupakan masalah nyata.
Adanya dukungan dari sekitar, baik orang terdekat atau kelompok support akan membantu mengurangi rasa malu dan kritik diri. Dengan begitu, seseorang berhenti cemas berlebihan dan mulai menghadapi masalahnya dengan lebih percaya diri.
Jika anggaran terbatas dan ada guncangan finansial, segera cari cara menyeimbangkan neraca keuangan.
Seseorang juga bisa mempelajari apa yang memicu pembelanjaan impulsif dan menemukan strategi praktis untuk mencegahnya.
"Memecah tujuan keuangan menjadi tugas-tugas yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola juga dapat membantu mendapatkan kembali kendali dalam mengelola finansial," katanya.