Hal ini diharapkan dapat membantu proses penormalisasian tempat kejadian sekitar proyek.
"Kemarin itu ada banjir kiriman di Kali Sukun, hari ini kita datangkan alat berat untuk normalisasi sungai. Karena adanya sedimentasi serta sampah yang terbawa banjir," ujar Khairul.
Khairul melanjutkan bahwa banjir tersebut membawa sampah sehingga merobohkan material kayu bekisting sebagai penyangga yang sudah disiapkan untik pengecoran.
Sementara untuk pondasi utama dan besi-besi penyangga tidak terbawa arus serta masih dapat digunakan.
"yang ikut hanyut kemarin karena besarnya debit air yang rata dengan bibir sungai adalah hanya bekisting saja. Bekisting itu hanya triplek dan kayu-kayu, rangka besinya pun masih bisa dipakai, rangka besinya masih utuh belum selesai pembesian kemarin," ungkapnya.
Atas kejadian tersebut, Khairul mengatakan kepada petugas proyek untuk menggunakan penyangga bekisting dari besi saja agar bangunan tetap kokoh.
"Dengan pengalaman ini, kami ubah metode kerja kita. Kita minta semua tim konsultan maupun rekanan, misalnya pengurangan kayu stager yang bisa menghalangi aliran air diganti dengan baja WF," lanjut Khairul.
Khairul mengatakan bahwa pekerjaan proyek ini direncanakan selesai pada Desember 2024 agar bisa digunakan secara penuh oleh masyarakat.
Proses rehabiltasi ini merupakan apresiasi penuh pemerintah Kabupaten Malang pada masyarakat daerah tersebut.
"Jembatan ini kita lakukan perbaikan semata-mata untuk memenuhi aspirasi masyarakat. Karena jembatan lama sudah lama usiannya, masyarakat khawatir tidak kuat menahan beban kendaraan maupun arus air," ungkapnya.
Jembatan ini juga diadakan perluasan hingga lebar 5 meter dan panjang 10 meter agar kendaraan roda 4 bisa melintasinya.
"Sehingga lebar awal hanya 4 meter kita tambah 5,5 meter dan panjangnya menjadi 10 meter," tegasnya.