Pemimpin Hizbullah Tantang Benjamin Netanyahu Setelah Insiden Ledakan Lebanon: Kami Menyambut Invasi

Jumat 20 Sep 2024, 20:45 WIB
Israel diduga menyerang Hizbullah dengan membuat insiden ledakan Lebanon yang mengakibatkan sejumlah orang tewas, termasuk warga sipil. (X/@zaidbhat_21)

Israel diduga menyerang Hizbullah dengan membuat insiden ledakan Lebanon yang mengakibatkan sejumlah orang tewas, termasuk warga sipil. (X/@zaidbhat_21)

Meski begitum, energinya tumbuh saat ia menyampaikan pidatonya, yang mencakup beberapa provokasi khasnya terhadap Israel, khususnya perdana menterinya.

"(Benjamin) Netanyahu, kami menyambut invasi. Kami menganggapnya sebagai kesempatan," katanya, dilansir dari Al Jazeera.

Ini mengacu pada tujuan Israel yang menyatakan bahwa mereka akan membuat kondisi di dekat perbatasannya dengan Lebanon cukup aman bagi penduduk yang telah melarikan diri.

"Saya berjanji kepada Anda, Anda tidak akan dapat membawa para pemukim kembali ke rumah mereka,” tegasnya.

Selain kata-kata keras, namun Hassan Nasrallah tidak mengindikasikan kapan atau di mana tindakan balasannya akan dilakukan.

Orang-orang yang dekat dengan Hizbullah menjanjikan tanggapan yang mengejutkan setelah serangan yang menggemparkan tersebut.

“Responsnya akan bertahap, meningkat, dan menyakitkan,” kata Qassem Kassir, seorang analis politik Lebanon yang diyakini dekat dengan kelompok itu, kepada Al Jazeera.

"Serangan Hizbullah mengungkap kelemahan dan kerentanan yang serius," kata Imad Salamey, seorang profesor ilmu politik di Universitas Amerika Lebanon di Beirut.

Pembalasan besar terakhir Hizbullah adalah sebagai tanggapan atas pembunuhan komandan mereka , Fuad Shukr oleh Israel. 

Tanggapan itu dilakukan pada tanggal 25 Agustus dengan mengirimkan lebih dari 300 roket yang ditembakkan dan pesawat nirawak diluncurkan ke pangkalan-pangkalan Israel.

Serangan terhadap komunikasi Hizbullah juga membuat sebagian orang Lebanon khawatir bahwa invasi Israel akan segera menyusul.

Para analis mengatakan bahwa meskipun tidak yakin invasi segera terjadi, itu tidak berarti Israel tidak akan memperluas agresinya terhadap Hizbullah yang didukung Iran.

Berita Terkait
News Update