Dia menyatakan bahwa RSUP Dr Kariadi akan memperbaiki sistem pembelajaran untuk mahasiswa PPDS yang bertugas di sana.
"Kami turut bersimpati dan meminta maaf atas segala kekurangan yang menyebabkan situasi ini. Kami berharap ke depannya akan menjadi lebih baik," tutupnya.
Undip Akui Ada Pungutan Iuran Hingga Puluhan Juta
Selain mengakui kasus bullying, Undip juga mengakui ada pungutan iuran Rp20 juta-Rp40 juta per bulan kepada mahasiswa PPDS Anestesi di luar biaya pendidikan.
Yang membuat publik geram, iuran tersebut digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti makan, bermain bulu tangkis, sepak bola, hingga menyanyi.
Dalam keterangan resmi Undip, setiap angkatan PPDS Anestesi biasanya akan disii sekitar 7-15 mahasiswa.
Dan pungutan itu berlaku selama semester satu atau enam bulan pertama mahasiswa PPDS Anestesi. Selepas itu diklaim sudah tidak ada pungutan.
"Kebutuhan paling besar untuk biaya makan, sampai dua per tiganya," kata Yan dalam konferensi pers di Undip Semarang, Jumat (13/9/2024).
Dalam akun X @txtdarijaspu***, banyak balasan komentar dari netizen yang merasa geram terkait dengan penggunaan uang pungutan tersebut.
“Lu nyanyi di gedung SM kah? abis sebanyak itu, skalian jadi trainee lu pada,” kata pemilik akun @SunriseO***.
Bahkan, akun @theuninfluen*** mengungkapkan bahwa permintaan maaf ini dilakukan secara terpaksa karena sudah banyak bukti kuat.
“Sadar ga sih mereka baru mau ngaku karena buktinya udah kepegang sama polisi dan kemenkes, yaitu bukti aliran dana 225jt dr rekening korban? jdnya ngaku karena udah kepegang buktinya, berarti otaknya mereka aslinya lebih jahat ga sih kalo dipikir2?” paparnya.