POSKOTA.CO.ID - Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jakarta, Agus Suradika menanggapi ramainya gerakan coblos tiga paslon di Pilkada Jakarta 2024.
Dia menganggap ramainya gerakan coblos 3 paslon untuk Pilkada Jakarta sebagai bentuk aspirasi politik yang harus dihormati.
Menurutnya, gerakan coblos 3 paslon bentuk kritik dari masyarakat Jakarta yang tidak puas terhadap pilihan paslon di Pilkada Jakarta.
"Ini menunjukkan rakyat sedang mengkritisi, rakyat sedang memberikan perlawanan kepada putusan partai politik yang tidak membawa aspirasi warga Jakarta. Itu sebagai sebuah hal yang saya kira normal normal saja," kata Agus dalam keterangan yang diterima, Rabu, 11 September 2024.
Karena itu, Agus menilai, masyarakat tidak perlu memberikan penilaian negatif pada gerakan tersebut mengingat tak ada aturan yang dilanggar.
"Enggak perlu juga kita mengatakan bahwa mereka tidak menunjukkan kedewasaan dalam berpolitik. Tapi itulah proses di mana cara manusia, cara warga menunjukkan aspirasi beragam," kata Agus.
Meski demikian, Agus sendiri tidak yakin gerakan coblos 3 paslon yang ramai di medsos ini akan terwujud pada kenyataannya. Sebab medsos itu tidak merepresentasikan secara sesungguhnya apa yang sebenarnya terjadi di masyarakat.
"Tapi bahwa itu gerakan ada, saya kira itu nggak ada permasalahan ya, itu sesuatu yang normal-normal saja," ujarnya.
Agus mengatakan, Muhammadiyah sendiri tentunya membebaskan warganya dalam memberikan suara di Pilkada Jakarta.
"Kami sangat berharap warga Muhammadiyah tidak golput, warga Muhammadiyah menunjukkan partisipasi politik. Soal pilihan di dalam ruang pencoblosan itu adalah hak politik warga masing-masing. Jadi kita berharap angka partisipasi di Jakarta tetap tinggi," ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Divisi Teknis Pemilu KPU DKI Jakarta, Dody Wijaya mengatakan, selagi gerakan coblos 3 paslon itu memang murni gerakan dari masyarakat maka itu tidaklah melanggar aturan.