Makanan Cepat Saji Berpengaruh pada Perilaku dan Otak? Simak Penjelasan Hasil Studi Ilmiahnya

Jumat 06 Sep 2024, 15:20 WIB
Ilustrasi. Hasil studi ilmiah ungkap makanan cepat saji berpengaruh pada perilaku dan otak manusia. (Freepik/wayhomestudio)

Ilustrasi. Hasil studi ilmiah ungkap makanan cepat saji berpengaruh pada perilaku dan otak manusia. (Freepik/wayhomestudio)

Tikus yang rentan terhadap obesitas menunjukkan motivasi yang lebih rendah untuk mencari makanan ketika diberi junk food, tetapi meningkatkan perilaku untuk mencari makanan setelah tidak diberi junk food.

Adapun tikus yang resisten terhadap obesitas tidak menunjukkan perubahan signifikan setelah tidak diberi makanan junk food. 

Studi otak menunjukkan peningkatan aktivitas CP-AMPAR dalam nucleus accumbens tikus yang rentan terhadap obesitas setelah kekurangan asupan junk food, yang terkait dengan input dari korteks prefrontal medial (mPFC).

Temuan ini menjelaskan mekanisme saraf di balik perubahan perilaku ini. 

Studi ini juga menunjukkan mengonsumsi makanan cepat saji dan kemudian menghentikannya dapat menyebabkan perubahan signifikan pada otak dan perilaku, terutama pada mereka yang rentan terhadap obesitas.

"Temuan ini menunjukkan bahwa interaksi antara kecenderungan seseorang dan pola makan dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan obesitas," kata para peneliti, dikutip India Today.

Berdasarkan informasi, makanan cepat saji juga memengaruhi warga Amerika Serikat atau AS.

Tingkat obesitas di AS meningkat akibat banyaknya konsumsi makanan cepat saji.

Para ahli pun menyarankan agar memastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap hari memenuhi nilai gizi sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Dengan demikian, makanan cepat saji dapat dikurangi terlebih bagi mereka yang sudah dinyatakan obesitas atau gangguan kesehatan lainnya. (*)

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.

News Update