Obrolan Warteg: Bikin Tiket Sendiri Menuju Pilkada

Selasa 03 Sep 2024, 07:03 WIB
Obrolan Warteg: Bikin Tiket Sendiri Menuju Pilkada. (Poskota/ Yudhi Himawan)

Obrolan Warteg: Bikin Tiket Sendiri Menuju Pilkada. (Poskota/ Yudhi Himawan)

Tahun depan mungkin akan mulai muncul sejumlah partai baru sebagai persiapan pemilu 2029. Partai baru, boleh jadi untuk melengkapi wadah aspirasi masyarakat yang belum tersalurkan atau memang merupakan kebutuhan agar dapat ikut kontestasi pada pilpres dan pilkada mendatang.

“Dengar – dengar Anies Baswedan juga akan mendirikan partai baru,”kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.

“Seperti yang diberitakan begitu adanya ada keinginan untuk mendirikan organisasi atau partai baru,” kata Yudi.

“Mencuat beragam penilaian rencana Anies mendirikan partai baru sudah tepat. Ini sebagai upaya bangkit dari kegagalan pada pilpres dan pilkada serentak 2024,” kata mas Bro.

“Dengan memiliki partai sendiri, apalagi nantinya sebagai ketua umum, tanpa perlu repot mencari tiket dari partai lain agar bisa maju pilpres atau pilkada. Ibaratnya bisa bikin tiket sendiri,” ujar Heri.

“Kalau perolehan suara partai memenuhi syarat atau melewati ambang batas untuk dapat mengusung pasangan capres – cawapres atau pasangan cagub dan cawagub, kalau tidak bagaimana?,” kata Yudi.

“Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) dinilai banyak pihak menguntungkan parpol pada pilkada serentak.Yang tadinya tidak bisa mencalonkan menjadi bisa mencalonkan,” kata Heri.

“Itu syarat pencalonan kepala daerah pada pilkada. Kalau syarat mengajukan pasangan capres – cawapres masih tetap, minimal memiliki 20 % kursi di DPR atau 25 % suara sah,” kata mas Bro.

“Siapa tahu nantinya ada perubahan ambang batas parlemen, ambang batas pencalonan kepala daerah dan presiden,” kata Yudi.

“Ya bisa jadi ada perubahan aturan. Masalahnya perubahan aturan tersebut menjadi semakin selektif dan diperketat atau diperlonggar agar semua parpol bisa mengajukan kadernya sendiri – sendiri,” kata mas Bro.

“Kalau ada 20 parpol di parlemen , tiap parpol mengusung kadernya sendiri, dapat ditebak, ada berapa pasangan capres – cawapres, cagub – cawagub,”  kata Heri.

“Bukankah semakin banyak calon lebih bagus, karena banyak alternatif pilihan?,” tanya Yudi.

“Kalau terlalu banyak nggak bagus, terlalu sedikit juga kurang baik. Kalau saya, cari yang sedang – sedang saja,” kata Heri.

“Kalau parpol setuju jumlahnya banyak, apa pilih yang sedikit?,” kata Yudi.

“Jawabnya sama, yang sedang – sedang saja,” kata kedua sohibnya. (Joko Lestari).

Berita Terkait

News Update