Kanker ovarium adalah salah satu jenis kanker yang paling mematikan pada wanita. Kematian akibat kanker ovarium diprediksi akan terus meningkat hingga akhir tahun 2040.
Hal ini disebabkan karena sebagian besar kanker ovarium terdeteksi pada saat memasuki tahap lanjut, sehingga kemungkinan sembuhnya menjadi lebih kecil.
Oleh karena itu, deteksi dini memegang peranan penting dalam pengobatan kanker ovarium.
Kanker ovarium adalah kondisi dimana terdapat pertumbuhan sel abnormal pada ovarium. Ovarium adalah organ reproduksi wanita yang memproduksi sel telur dan hormon.
Faktor-Faktor yang Memicu Kanker Ovarium
Beberapa faktor yang memicu terjadinya kanker ovarium antara lain:
- Sering mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak
- Merokok
- Mengkonsumsi minuman beralkohol
- Memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara, kolon, atau endometrium
- Ada riwayat infertilitas
- Ada riwayat abortus spontan atau keguguran pada kehamilan yang kurang dari 20 minggu
- Menstruasi dini atau menopause di usia tua
- Menjalani terapi penggantian hormon lebih dari 5 tahun setelah menopause
Gejala Kanker Ovarium
Gejala pada kanker ovarium tidak khas, terlebih lagi gejala umumnya muncul pada kanker tahap lanjut. Beberapa gejala yang mungkin dialami oleh penderita kanker ovarium antara lain:
- Perut terasa begah atau nyeri
- Rasa lemas disertai penurunan berat badan yang drastis
- Pembesaran perut akibat akumulasi cairan (asites)
- Gangguan pada sistem pencernaan seperti diare, konstipasi, mual atau muntah
- Gangguan pernafasan seperti nafas terengah-engah
- Benjolan di area pinggang atau sekitar perut
- Nyeri pada saat berhubungan seksual
Pengobatan Kanker Ovarium
Pengobatan kanker ovarium bergantung pada derajat keparahan penyakitnya. Beberapa jenis terapi yang dapat dilakukan antara lain:
- Operasi pengangkatan sel-sel kanker
- Kemoterapi
- Terapi imun
- Pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejala pasien
Pencegahan Kanker Ovarium
Untuk mengurangi risiko kanker ovarium, Anda dapat melakukan beberapa hal berikut:
- Hentikan merokok
- Tingkatkan aktivitas fisik
- Konsumsi makanan bergizi seimbang
- Lakukan deteksi dini secara berkala dengan mengkonsultasikan keluhan-keluhan Anda kepada dokter
