POSKOTA.CO.ID - Perusahaan mitra InterSystems, BitHealth, menghadirkan teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI) untuk memudahkan pasien melakukan gerakan terapi kesehatan di rumah. Dokter pun bisa memantau gerakan terapi pasiennya secara fleksibel.
Teknologi tersebut adalah EliteFit.AI, yakni berupa aplikasi web yang telah dirancang dengan mengadopsi AI.
Project Lead BitHealth, Calvin Rendy, menjelaskan, EliteFit.AI adalah teknologi yang memudahkan dokter dalam memantau gerakan terapi yang dilakukan pasiennya di rumah. Pasien juga dimudahkan karena cukup melihat video gerakan yang diberikan oleh dokter.
"Jadi setelah bertemu dokter untuk terapi, nah itu ada takeaway home work-nya. Dokter nanti akan melihat movement pasiennya itu by data," tuturnya kepada Poskota.co.id, di sela-sela agenda InterSystems Asia Healthcare Summit, di Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2024.
Ketika gerakan yang ditiru oleh pasien itu salah, maka AI akan memberitahunya. Kemudian ini menjadi laporan yang dikirim kepada dokter. "Misalnya kaki kurang naik sedikit, atua kurang lebar, itu nanti akan ada datanya, yang akan kita berikan ke dokternya, dari platform kita," ujarnya.
Calvin menambahkan, dokter yang menggunakan EliteFit.AI tidak perlu memantau pasiennya selama 24 jam. Dokter cukup memberikan video gerakan yang harus dilakukan oleh pasien di rumah. Setelah itu akan ada laporan ke dokter, dan AI akan melihat benar-tidaknya gerakan pasien.
"Nah di situ nanti dokter bisa melihat pasien kurang gerakan ini, atau bahkan gak mengerjakan sama sekali," tuturnya.
Saat ini, Calvin mengatakan, aplikasi web EliteFit.AI ini telah digunakan oleh militer Singapura, untuk melatih tentara dengan gerakan-gerakan tertentu sesuai permintaan mereka.
"Kita bisa customize untuk video-video yang diinginkan. Nah sekarang ini banyak wellness yang mulai tertarik ke teknologi ini, karena gerakan wellness sangat ditentukan, kalau salah sedikit jadi kurang tepat. Makanya, ini juga bisa untuk wellness," tuturnya.
Adapun EliteFit.AI ini bisa untuk pasien kecelakaan yang membutuhkan terapi. Selain itu juga bisa membantu memulihkan pasien yang mengalami post-traumatic.
"Untuk stroke juga bisa. Misalnya dokter sudah tahu gerakannya seperti apa untuk membantu pasiennya yang stroke, itu bisa menggunakan ini. Nanti dokter tinggal memberi tahu, dan pasiennya tinggal mengikuti videonya," jelasnya.
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.