Reshuffle Kabinet Banyak Mudaratnya

Selasa 20 Agu 2024, 08:02 WIB
Empat menteri masa transisi jabatan dilantik Presiden Jokowi. (Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden)

Empat menteri masa transisi jabatan dilantik Presiden Jokowi. (Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden)

Tinggal dua bulan lagi Joko Widodo (Jokowi) akan pensiun sebagai Presiden RI. Di sisa-sisa masa jabatannya itu Jokowi merombak atau mereshuffle kabinet.

Ya, kemarin, Senin, 19 Agustus 2024, Presiden Jokowi merombak sejumlah menteri. Yakni, Menteri Hukum dan Ham (Menkum dan Ham) Yasonna Laoly yang merupakan politisi PDIP digantikan oleh Supratman Andi Agtas.

Supratman sebelumnya menjabat sebagai anggota Komisi VIII DPR RI periode 2019-2024 dan menjadi Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI. Ia merupakan politikus Partai Gerindra. Ia juga memiliki latar belakang profesi sebagai dosen Fakultas Hukum dan advokat.

Kemudian Bahlil Lahadalia menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menggantikan menteri asal PDIP, Arifin Tasrif. Sementara posisi Bahlil yang sebelumnya merupakan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) digantikan oleh Rosan Roeslani.

Roslan Roeslani adalah seorang pengusaha sekaligus mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. Dia juga menjadi Ketua Tim Kampanye Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pemilu 2024.

Sedangkan jabatan wakil menteri komunikasi dan informatika diserahkan kepada politisi Gerindra lainnya, Angga Raka Prabowo. Dalam masa kampanye Pilpres 2024, Angga adalah Direktur Media Prabowo-Gibran.

Jokowi juga melantik sejumlah badan, yakni Hasan Nasbi ditunjuk sebagai Kepala Komunikasi Presiden. Hasan adalah pendiri lembaga survei Cyrus Network. Selain itu, Dadan Hindayana diangkat sebagai Kepala Badan Gizi dan Taruna Ikrar menjadi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Pertanyaannya apa mungkin efektif menteri baru bekerja di sisa dua bulan masa jabatannya akan berakhir. Tentu tidak mungkin. Menteri baru butuh adaptasi dan belajar.

Justru yang ada akan membuat investor ragu menanamkan modalnya, menghambur-hamburkan uang rakyat --di tengah banyak rakyat terjerat pinjol--, dan stabilitas ekonomi juga bisa terganggu.

Di sisi lain, reshuffle sejumlah menteri dan penambahan kepala badan ini, rakyat dipertontonkan manuver politik yang tidak elok dan vulgar.

Spekulasi pun berkembang di tengah-tengah masyarakat dan menjadi pembahasan di media sosial. Di antaranya pertanyaan publik adalah kenapa mesti menteri yang berlatar belakang dari parpol PDIP yang di-reshuffle? Seperti diketahui hubungan Presiden Jokowi dan PDIP kurang harmonis.

Pun juga kenapa penggantinya yang berlatar belakang dari Partai Gerindra dan tim sukses Pilpres kemarin? Itu di antaranya pertanyaan publik. Seolah-olah penunjukan menteri baru adalah sebagai balas budi.

Juga spekulasi muncul ke permukaan penggantian Menteri Hukum dan Ham Yasonna Laoly diduga untuk memuluskan Jokowi berlabuh ke Partai Golkar (isunya sebagai Pembina Partai Golkar). Dimana isunya yang bakal menjadi Ketum Definitif Partai Golkar adalah Bahlil Lahadalia.

Diketahui, Airlangga Hartarto secara mengejutkan tidak ada ‘angin’ dan ‘hujan’ tiba-tiba mengundurkan diri sebagai Ketum Partai Golkar sejak Sabtu, 10 Agustus 2024 malam. Spekulasi muncul diduga adanya desakan dari orang kuat.

Sementara pihak istana menegaskan bahwa reshuffle dilakukan demi mendukung transisi pemerintahan agar berjalan secara baik dan efektif. Wallahu a’lam bishawab. (*)

Berita Terkait

News Update