Netizen Mengomentari Doa Menteri Agama Pada Peringatan Kemerdekaan ke-79 di IKN

Sabtu 17 Agu 2024, 16:39 WIB
Menteri Agama RI membacakan doa pada peringatan kemerdekaan di IKN. (Youtube/Sekretariat Presiden)

Menteri Agama RI membacakan doa pada peringatan kemerdekaan di IKN. (Youtube/Sekretariat Presiden)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Dalam momen peringatan kemerdekaan Indonesia ke-79 yang digelar di Ibu Kota Nusantara (IKN), ada satu momen yang menarik perhatian publik, yaitu doa yang dibacakan oleh Menteri Agama RI, Yaqud Cholil Qoumas.

Doa tersebut mendapatkan sorotan luas, terutama karena dianggap menyindir berbagai pihak dan mengangkat isu yang sangat relevan dengan kondisi bangsa saat ini.

Dalam doanya, Yaqud Cholil Qoumas menyampaikan pesan yang kuat tentang bagaimana bangsa Indonesia telah berhasil melawan penjajahan asing selama ratusan tahun.

Namun, ia juga menekankan bahwa saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi tantangan lain yang tidak kalah berat, yaitu penjajahan oleh nafsu dan kedengkian dari dalam diri sendiri.

Yaqud menyebut bahwa setelah berhasil melawan penjajahan fisik dari bangsa asing, kini bangsa Indonesia menghadapi penjajahan yang datang dari dalam, yaitu nafsu dan kedengkian.

Nafsu di sini diartikan sebagai dorongan kuat terhadap sesuatu yang bersifat pribadi dan sering kali egois, sementara kedengkian adalah perasaan iri terhadap keberhasilan orang lain.

Kedua emosi ini dapat menghalangi kemajuan dan menciptakan perpecahan di dalam bangsa.

Salah satu bagian penting dari doa tersebut adalah permohonan agar Tuhan membukakan hati bangsa Indonesia untuk lebih mengutamakan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan pribadi.

Pesan ini sangat relevan mengingat kondisi sosial dan politik saat ini, di mana sering kali kepentingan pribadi atau kelompok mengalahkan kepentingan nasional.

Doa yang disampaikan oleh Menteri Agama tersebut segera mendapatkan perhatian netizen, khususnya di media sosial X.

Banyak yang mengapresiasi pesan yang disampaikan, meski ada juga yang melihatnya sebagai sindiran terhadap pihak-pihak tertentu yang dianggap lebih mementingkan diri sendiri daripada kepentingan bangsa.

Salah satu komentar yang menarik datang dari akun @gojien_ra di media sosial X, yang menulis, "Waduh, menyindir dengan doa."

Komentar ini mencerminkan bagaimana doa tersebut diinterpretasikan oleh sebagian masyarakat sebagai kritik terselubung terhadap situasi yang sedang terjadi di dalam negeri.

Pesan yang disampaikan dalam doa tersebut mengingatkan kita bahwa meskipun penjajahan fisik telah lama berlalu, tantangan internal seperti nafsu dan kedengkian tetap menjadi ancaman serius yang dapat menghambat kemajuan bangsa.

Ini adalah tantangan yang harus dihadapi bersama, dengan saling menghormati dan mengutamakan kepentingan nasional.

Berita Terkait

News Update