Obrolan Warteg: Hibah Politik

Rabu 14 Agu 2024, 07:04 WIB
Obrolan Warteg: Hibah Politik. (Poskota/ Yudhi Himawan)

Obrolan Warteg: Hibah Politik. (Poskota/ Yudhi Himawan)

Ada hal menarik yang dipesankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika memberi pengarahan kepada para gubernur, bupati dan wali kota se Indonesia di IKN, Selasa, 13 Agustus 2024.

Seperti diberitakan, Presiden Jokowi menyentil oknum kepala daerah yang suka hibah- hibah politik dengan menggunakan anggaran pemerintah. Padahal, jika anggaran tersebut diarahkan kepada kepentingan masyarakat, maka tiap daerah bisa memiliki fasilitas penunjang yang cukup seperti rumah sakit, sekolah dan universitas.

“Kalian paham nggak soal hibah politik ?,” tanya Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.

“Hibah politik berarti hibah yang terkait dengan kepentingan atau urusan politik politik kali,” kata Yudi.

“Tidak juga salah, itu tergantung sudut pandang dalam menafsirkan. Tetapi, prinsipnya jangan sampai anggaran pemerintah daerah banyak digunakan untuk hibah – hibah yang arahnya ke politik,” kata mas Bro.

“Apalagi jika hibah itu diikuti adanya komitmen tertentu ya, ada maunya, misalnya mendapatkan dukungan politik ,” kata Yudi.

“Sebenarnya yang namanya hibah itu pemberian sukarela, memberikan sesuatu tanpa pamrih. Misalnya menghibahkan rumah, tanah, gedung atau properti lainnya kepada seseorang,” kata mas Bro.

“Hibah bisa dilakukan kepada siapa saja tergantung yang mau menghibahkan harta bendanya tanpa harus terikat dengan pernikahan atau hubungan darah. Hibah beda dengan warisan, “ kata Heri.

“Karenanya landasan utama hibah adalah keikhlasan dan ketulusan serta kepercayaan. Ingat sesuatu yang telah dihibahkan tak dapat diambil kembali,” kata Yudi.

“Dapat dikatakan hibah itu pemberian cuma – cuma, sukarela. Kalau kita misalnya dapat hibah sebidang lahan untuk buka usaha, namanya rezeki nomplok ya,” kata Heri.

“Maunya begitu, tetapi seseorang menghibahkan harta bendanya kepada pihak lain tentu ada maksud dan tujuannya,” kata mas Bro.

“Loh katanya hibah itu pemberian tanpa pamrih?,” tanya Heri.

“Memang betul pemberi hibah tak berharap apa – apa, tetapi yang diberi hibah harus sadar diri, apalagi hibah yang arahnya politik. Tahu dong apa yang harus dilakukan kemudian, tak lepas dari dukungan ,” kata mas Bro. (Joko Lestari).

News Update