Masyarakat Indonesia nyaris berhenti mengharapkan tambahan medali di Olimpiade Paris 2024, namun Veddriq Leonardo dan Rizki Juniansyah justru tampil membanggakan. Mereka mencatat sejarah dengan menyumbang medali emas perdana untuk cabang olahraga (cabor) panjat tebing dan angkat besi.
Wajar jika publik kecewa saat bulu tangkis, cabang olahraga kebanggaan Tanah Air, hanya mampu menyumbang perunggu lewat tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung. Pasalnya, Indonesia hampir tidak pernah absen dalam perolehan medali Olimpiade di cabang olahraga ini.
Namun kekecewaan tersebut terobati berkat pencapaian Veddriq dan Rizki, yang tak disangka-sangka mampu mengibarkan sang saka Merah Putih pada penampilan perdana mereka di Olimpiade. Keduanya spontan menjadi bintang baru karena sudah memberikan kebanggaan kepada bangsa dan negara serta rakyat Indonesia.
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) disarankan tidak lagi bergantung pada bulutangkis untuk meraih medali emas. Saatnya mulai mengarahkan dukungan finansialnya ke cabang olahraga (cabor) lain yang dianggap menunjukkan potensi lebih.
Selain menjadi cabor kedua yang mempersembahkan medali emas, panjat tebing juga menjadi cabor keempat yang mempersembahkan medali untuk Indonesia di Olimpiade, setelah cabor panahan, bulu tangkis, dan angkat besi.
Catatan manis juga ditorehkan cabang olahraga angkat besi. Sebelum berlaga di Olimpiade 2024, angkat besi memang sudah mempersembahkan 15 medali dari total 37 medali yang diraih Indonesia.
Namun, belum satupun medali emas didapatkan cabang olahraga satu ini. Sampai akhirnya Rizki Juniansyah menorehkan tinta emas sebagai atlet pertama yang memperoleh emas dari cabang angkat besi untuk Indonesia. Selain itu, ia juga mencatatkan namanya sebagai pemenang Olympic Record untuk clean and jerk dengan angkatan 199 kg.
Lihat saja bagaimana suasana tempat latihan angkat besi Bulldog Gym Rizki yang dibuat sang ayah, Mohamad Yasin dekat rumahnya di Perumahan RSS Pemda, Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten.
Tempat yang dulunya gudang motor itu menjadi saksi bisu kehebatan Rizki ditempa sebagai atlet angkat besi hingga menjadi sosok seperti sekarang ini. Begitu juga dengan tempat latihan panjat tebing Veddriq di Venue Wall Climbing Gor Pangsuma, Pontianak, Kalimantan Barat yang sangat sederhana tapi membawanya menjadi juara dunia.
Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) dan Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) harus segera berbenah dan kencangkan langkah mu. Sudah saatnya jadikan cabang angkat besi dan panjat tebing sebagai tradisi emas olimpiade berikutnya di Los Angeles, Amerika Serikat.
Karena itu, pentingnya kerja sama pemerintah dan seluruh stakeholder agar kolaborasi pembinaan usia muda, kejuaraan di berbagai level, dan meningkatkan kualitas pelatih maka bukan mustahil tradisi medali Olimpiade akan banyak bermunculan. Karena itu, tak ada salahnya fokus ke “bintang baru”. *