POSKOTA.CO.ID - Miliarder pendiri Tesla, Elon Musk, mewawancarai mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Rekaman wawancara tersebut dibagikan di akun X pribadi Musk, pada Selasa, 13 Agustus 2024.
Pada awal percakapan itu, Musk membahas soal upaya pembunuhan terhadap Trump. "Tidak menyenangkan. Saya langsung tahu itu peluru. Saya juga mendengar orang-orang berteriak ‘peluru peluru.’ Itu hal yang mengerikan," kata Trump menjawab pertanyaan.
Namun hal yang menarik bagi Trump dalam upaya pembunuhan itu adalah tidak ada orang yang lari. "Mereka melihat saya terluka. Hampir seolah mereka ingin bersama saya," tuturnya.
Trump dalam kesempatan itu juga memberikan pandangannya soal imigrasi. Dia mengklaim punya kebijakan yang sangat bagus, tapi Kamala Harris dan Joe Biden membiarkannya begitu saja.
"Kita telah meloloskan semuanya. Kita membuat rekor. Mereka (Kamala dan Joe) dapat melakukan banyak hal sekarang. Orang-orang ini palsu. Dia (Kamala) lebih tidak kompeten daripada dia (Joe). 22 orang datang dari Kongo baru-baru ini, mereka semua pembunuh," terang Trump.
Trump juga menyinggung soal bagaimana Joe Biden menutup jaringan pipa, yang dapat menyediakan pekerjaan bagi hampir 50 ribu orang. Ini karena, menurut Trump, Biden menyetujui jaringan pipa Rusia.
Dia juga bicara kedekatannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. "Saya memiliki hubungan yang baik dengan Putin. Dia menghormati saya. Kami akan banyak berbicara tentang Israel," tuturnya.
Trump menyebut Biden sebagai ‘sleepy joe’ dan Presiden terburuk. "Kita memiliki pemerintahan yang cacat. Kita kedatangan jutaan orang dalam sebulan, lalu Kamala bangkit dan mencoba berpura-pura akan melakukan sesuatu.
"Dia punya waktu tiga setengah tahun dan mereka punya waktu lima bulan lagi, tetapi mereka tidak mau melakukan apa pun. Dia (Joe) mengatakan hal-hal yang sangat bodoh. Sungguh menyedihkan. Lebih banyak orang telah terbunuh di Ukraina. Namun, jika mereka menang, negara ini akan bangkrut," kata Trump.
Di bawah Biden, kata Trump, AS menjadi tempat yang sangat berbahaya. Trump menilai Biden sebagai seorang liberal radikal kiri San Francisco.
"Dan sekarang ia (Joe Biden) ingin menjadi ‘lebih Trump daripada Trump’. Saya rasa itu tidak mungkin. Ia ingin membebaskan tahanan, beberapa dari mereka benar-benar jahat. Ia adalah seorang radikal kiri yang gila," ujar Trump saat wawancaranya Elon Musk.