BMKG: Gempa Megathrust Indonesia M 8,9 Hanya Menunggu Waktu, Upaya Penanggulangan Gencar Dibentuk!

Selasa 13 Agu 2024, 15:14 WIB
Gempa Megathrust Indonesia akan capai M 8,9. (Pixabay.com/Tumisu)

Gempa Megathrust Indonesia akan capai M 8,9. (Pixabay.com/Tumisu)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan pernyataan gempa Megathrust yang ada di Indonesia hanya tinggal menunggu waktu.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, Megathrust di Selat Sunda akan memicu gempa dengan kekuatan M 8,7 dan di Mentawai mencapai M 8,9.

“Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata 'tinggal menunggu waktu' karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar,” ucap Daryono.

Daryono juga berharap, upaya yang dilakukan semoga bisa memperkecil risiko yang terjadi kepada masyarakat.

“Harapan kita, semoga upaya kita dalam memitigasi bencana gempa bumi dan tsunami dapat berhasil dengan dapat menekan sekecil mungkin risiko dampak bencana yang mungkin terjadi, bahkan hingga dapat menciptakan zero victim,” kata Daryono dikutip dari instagram @lambe_turah.

Hal ini juga menyinggung ilmuan Indonesia soal seismic gap Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai Siberut.

Terpisah, menurut Perekayasa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Widjo Kongko menjelaskan, Megathrust Selat Sunda berpotensi menyebabkan gempa besar yang berkekuatan M 8,7.

Gempa tersebut juga memiliki kemungkinan akan mencapai M 9 lebih, yang dipicu dengan segmentasi yang berada di atasnya, yaitu Megathrust Enggano di Bengkulu dan sebelah timurnya, yaitu Megathrust Jawa Barat-Tengah.

“Energi yang dihasilkan dari potensi gempa itu mirip dengan gempa bumi dan tsunami di Aceh 2004,” jelas Widjo dikutip dari instagram @lambe_turah.

Upaya BMKG

BMKG juga tengah mempersiapkan langkah-langkah untuk menanggulangi potensi gempa Megathrust.

Sistem monitoring, processing dan deseminasi informasi gempa dan peringatan tsunami yang akurat tengah dipersiapkan.

Berita Terkait
News Update