Para peserta karnaval, meski sempat marah, tidak sampai melakukan tindakan fisik yang lebih jauh.
Insiden ini tetap meninggalkan trauma dan ketakutan bagi ibu tersebut, kejadian ini juga memicu kekhawatiran di kalangan warga desa lainnya yang menyaksikan peristiwa itu.
Kejadian ini menyoroti pentingnya komunikasi yang baik dan saling menghargai dalam lingkungan sosial, terutama ketika ada acara-acara besar yang melibatkan banyak orang.
Sebuah karnaval yang seharusnya menjadi ajang hiburan bisa berubah menjadi insiden yang tidak menyenangkan jika tidak ada pengertian dan kerjasama di antara semua pihak yang terlibat.
Dalam kasus ini peserta karnaval diharapkan lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan menghindari tindakan yang bisa memicu konflik.
Insiden ini juga mengingatkan kita akan pentingnya penegakan aturan dan pengawasan dalam setiap acara publik.
Suara bising yang ditimbulkan oleh sound horeg harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kenyamanan warga sekitar.
Pihak penyelenggara acara seharusnya bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kegiatan yang mereka adakan tidak menimbulkan kerugian atau ketidaknyamanan bagi masyarakat setempat.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak terkait mengenai insiden tersebut.
Baik dari panitia karnaval, pemerintah desa, maupun pihak keamanan setempat belum memberikan klarifikasi atau tanggapan resmi.
Ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana seharusnya tanggapan pihak berwenang terhadap kejadian seperti ini, dan apakah akan ada langkah-langkah yang diambil untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang.
Masyarakat setempat terutama warga Desa Waturoyo, berharap ada tindakan nyata untuk mengatasi masalah ini.