Obrolan Warteg:Cuaca Buruk, Berubah Haluan

Senin 12 Agu 2024, 07:03 WIB
Obrolan Warteg:Cuaca Buruk, Berubah Haluan. (Poskota/ Yudhi Himawan)

Obrolan Warteg:Cuaca Buruk, Berubah Haluan. (Poskota/ Yudhi Himawan)

Ibarat kapal berlayar di tengah perjalanan berubah haluan karena ditengarai cuaca buruk di depan menghadang.

Begitu juga dalam dunia politik berubah haluan karena adanya perubahan sikap politik, termasuk dukungan kepada calon kepala daerah (cakada) pada pilkada, bukan sesuatu yang mustahil.

Ibarat berlayar, mengubah haluan adalah kebutuhan, jika perjalanan lebih lancar, aman dan nyaman.

Langkah politik PKS yang mengubah haluan, dengan tidak lagi mendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon gubernur Jakarta, terlihat semakin jelas.

Hasil musyawarah Majelis Syuro sebagai badan tertinggi PKS seperti dikatakan Presiden PKS, Ahmad Syaikhu, memberi arahan agar DPP PKS melanjutkan komunikasi politik dengan Ketum Gerindra, Prabowo Subianto,

“Ini tak ubahnya menyelipkan pesan agar PKS bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) dalam pilkada Jakarta, dan daerah lainnya,” kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.

“Seperti dijelaskan petinggi PKS lainnya, perubahan sikap dilakukan bukan tanpa alasan. Mencabut dukungan kepada Anies sebagai opsi lain setelah gagal dalam bermitra dengan partai lain untuk mengusung Anies Baswedan- Sohibul Iman (AMAN) dalam pilgub Jakarta,” kata Yudi.

“Deklarasi AMAN dilakukan sejak 4 Juni 2024. Namun, setelah 40 hari deklarasi, belum juga terbangun koalisi dengan parpol lain untuk mengusung paslon dimaksud, sementara masa pendaftaran kian mendekat,” kata mas Bro.

“Ketimbang gagal berlayar sampai ke tujuan karena syarat tidak terpenuhi, kapal berubah haluan agar layar tetap berkembang ya,” kata Heri.

“Berubah haluan boleh jadi pilihan terbaik, meski bukannya tanpa risiko. Setidaknya waktu tunggu yang cukup lama,” kata Yudi.

“Dengan bergabung ke KIM berarti mendukung Ridwan Kamil (RK) sebagai cagub Jakarta. Lantas siapa cawagubnya?,” tanya Heri.

“Kalau soal ini akan dirumuskan oleh masing – masing ketua umum parpol KIM Plus. Kandidatnya bisa dari kader internal KIM, bisa jadi dari luar, tokoh non parpol biar lebih proporsional,” jelas ma Bro.

“Yang jelas cawagubnya bukan kader Golkar, karena cagubnya, Ridwan Kamil , sudah dari Golkar,” kata Yudi.

“Mungkin juga bukan dari Gerindra, karena sejak awal Gerindra sudah mendukung RK di Jakarta,” celetuk Heri yang dijawab Yudi, “Sok tahu”.

“Mending kita tunggu dua pekan lagi,”  jelas mas Bro. (Joko Lestari).

News Update