Tidak ada 'angin', tidak ada 'hujan' mendadak Airlangga Hartarto mengumumkan mengundurkan diri sebagai Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Golkar sejak Sabtu, 10 Agustus 2024, malam. Keputusan Menko Perekonomian RI itu mengejutkan publik di Tanah Air.
Mundurnya Airlangga pun trending topic, dan menjadi pembahasan warganet. Banyak spekulasi yang beredar seputar alasan pengunduran diri Airlangga yang terpilih sebagai Ketum DPP Partai Golkar sejak 2017 silam.
Dalam video viral yang beredar di media sosial, Airlangga memberikan keterangan alasan pengunduran dirinya sebagai Ketum DPP Partai Golkar. Dalam video terlihat ekspresi wajah Airlangga tegang dan tertekan.
Airlangga mengungkapkan alasan mundur sebagai Ketum DPP Partai Golkar yakni demi menjaga keutuhan partai dan memastikan stabilitas dalam masa transisi pemerintahan dari era Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Prabowo Subianto.
Selain itu, Airlangga juga mempertimbangan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan. Airlangga juga menyinggung Golkar di masa kepemimpinannya dapat menaikkan perolehan suara di Pileg 2024 lalu dengan memperoleh 102 kursi di DPR.
Golkar juga disebutkan dapat meraih ribuan kursi di tingkat DPRD tingkat provinsi atau kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Golkar juga disebut berhasil memberikan kontribusi besar dalam kemenangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.
Keputusan dadakan itu spekulasi pun muncul di media sosial, mulai dari dugaan adanya tekanan dari penguasa, dugaan terjerat kasus korupsi pemberian fasilitas ekspor minyak sawit mentah (CPO) minyak goreng. Dalam kasus ini Airlangga pada Juli 2023 telah diperiksa Kejaksaan Agung.
Menengok ke belakang, pada pertengahan tahun lalu kursi Ketum Golkar telah di goyang. Kala itu Dewan Pakar Golkar Ridwan Hisjam meminta Airlangga untuk mundur dan mengusulkan segera menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). Hal ini lantaran Airlangga dianggap gagal membawa mandat partai untuk diusung pada Pilpres 2024.
Sementara menarik dari respons politikus senior Partai Golkar sekaligus Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan usai Airlangga mengumumkan mundur dari sebagai Ketum Partai Golkar. Luhut mengaku kaget atas keputusan mundurnya Airlangga. Ia pun menyinggung partai Golkar jangan pernah diatur-atur orang luar dan biarlah Golkar menentukan jalannya sendiri.
Luhut juga menyebut Golkar mengalami kemajuan cukup signifikan selama kepemimpinan Airlangga. Pada pemilu 2024 Golkar meraih 102 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat naik dari sebelumnya hanya meraih 85 kursi.
Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri juga menyoroti mundurnya Airlangga. Megawati mengaku prihatin dan mengkhawatirkan terhadap kehidupan demokrasi ke depan, karena implikasinya akan sangat luas.
Apabila spekulasi-spekulasi tersebut benar, terutama jika memang adanya intervensi maka tentu sangat mengkhawatirkan terhadap kehidupan politik di Tanah Air. Ujungnya nanti rakyat yang akan menjadi korban atas matinya kehidupan demokrasi di Indonesia. (*)