POSKOTA.CO.ID - Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Pandeglang, Yahya Gunawan Kasbin, memberikan tanggapan soal penataan ulang Rest Area Panimbang di Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang.
Rest area tersebut ditata ulang oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) dengan menelan anggaran sebesar Rp1,6 miliar lebih.
Rest Area Panimbang dibangun pada 2019 oleh Pemkab dengan anggaran Rp1,4 miliar, tapi sejak dibangun, belum pernah dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Yahya mengatakan, Rest Area Panimbang akan dijadikan sebagai tempat wisata dengan nama yang berbeda. Menurutnya, nama rest area yang diberikan tidak tepat sehingga diganti dengan nama baru yaitu 'Eko Estuari'.
Rest area, menurut Yahya, adalah nama yang terasosiasi dengan tempat di pinggir jalan tol. Adapun Rest Area Panimbang tidak berada di jalan tol.
"Makanya sekarang kita menyiapkan sarana yang dituju, dan diganti namanya menjadi Eko Estuari, bukan rest area. Namun yang pasti, itu dikemas menjadi tempat wisata," kata Yahya, Jumat, 9 Agustus 2024.
Yahya tidak menjelaskan apa arti Eko Estuari itu. Namun nama tersebut punya arti tersendiri yang diberikan oleh Disparbud Pandeglang. Pada 2024 ini, anggaran untuk penataan Rest Area Panimbang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK). "Dibangun dan ditata supaya aset kita itu bisa bermanfaat," katanya.
Saat ini belum jelas siapa yang akan mengelola tempat tersebut. Namun menurut Yahya, terlepas dari siapa yang mengelola, apakah Disparbud atau pihak ketiga, nanti akan dibahas setelah penataan selesai.
"Kita jadikan dulu supaya representatif. Kalau dijadikan tempat wisata ya ini bisa jadi destinasi wisata. Sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat dan bisa menjadi kantong PAD juga," ujarnya.
Yahya juga menyampaikan, pemanfaatan tempat tersebut akan ditargetkan untuk menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). "Dari pada dibangun lalu terbengkalai, tidak tertata dan dikatakan hanya jadi monumen saja, maka lebih baik dikelola, bagaimana pun caranya sistem pengelolaan itu," tambahnya.
"Maka sekarang kita menyiapkan sarana yang dituju, oleh karena itu namanya diganti bukan rest area, tapi Eko Estuari. Yang pasti itu dikemas bisa menjadi destinasi wisata," tandasnya. (Samsul Fatoni)