Bagi PKB, kalau konflik ini terus terjadi, maka akan kontra produktif terhadap hasil positif pada Pileg 2024 ini, prestasi bagus kini mencapai 69 kursi DPR. Kalau konflik terus berlangsung, perolehan kursi DPR itu bisa-bisa melorot lagi, karena pemilih akan bingung.
Menarik pula, jangan-jangan konflik itu upaya pihak luar agar mengoyang PKB, dan selanjutnya jangan mendukung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta, Akhirnya Anies tak bisa maju, karena PKS juga ditarik ke KIM, jadi tinggal PDIP sendirian.
Perlu dicermati juga ucapan Cak Imin yang membuat riuh di Harlah PKB yang lalu, rupanya menyakiti pimpinan PBNU. Cak Imin seakan tidak mengakui kepengurusan PBNU di bawah KH Yahya Staquf.
Kala itu Gus Imin mengatakan: “Di hati saya Ketua NU tetap Kiai Marzuki Mustamar," disambut tawa hadirin. Kata-kata Cak Imin di satu sisi membangkitkan kejengkelan PBNU sehingga tumbuh keinginan untuk mengambil alih PKB. Di sisi sebelah, itu seperti membangkitkan pendukung Cak Imin untuk menggoyang Gus Yahya, dan kini muncul Gerakan Munaslub NU.
Diharapkan kedua belah pihak bisa menyelesaikan konflik dengan elegan, dan seperti kebiasaan NU, semula gegeran berubah menjadi ger-geran penuh canda tawa. (**)