Heartbreak Motel Film Adaptasi Novel Ika Natassa yang Berbeda dari Sebelumnya, Menekankan Pencarian Jati Diri dan Makna Cinta Sejati di Tengah Popularitas

Kamis 01 Agu 2024, 20:25 WIB
Film Heartbreak Motel (Foto: Twitter/x @HabisNontonFilm)

Film Heartbreak Motel (Foto: Twitter/x @HabisNontonFilm)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Heartbreak Motel mulai tayang di bioskop pada 1 Agustus 2024. Film ini, diadaptasi dari novel karya Ika Natassa, menceritakan kisah seorang aktris terkenal yang harus menghadapi dilema cinta antara orang baru dan orang lama.

Disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko, Heartbreak Motel adalah film kelima yang diadaptasi dari novel Ika Natassa. Sebelumnya, sineas lain telah mengadaptasi Critical Eleven (2017), Twivortiare (2019), Antologi Rasa (2019), dan The Architecture of Love (2024).

Meskipun diadaptasi dari novel Ika Natassa seperti film-film lainnya, Heartbreak Motel memiliki perbedaan yang membuatnya unik, penasaran bukan? berikut ulasannya. 

Banyak adaptasi novel Ika Natassa biasanya berfokus pada hubungan cinta yang kompleks dan konflik internal. Namun, Heartbreak Motel berbeda dengan mengeksplorasi dunia selebritas yang glamor. 

Cerita ini menggali bagaimana karakter utama berusaha menemukan cinta sejati di tengah sorotan publik. Hal ini berbeda dengan film seperti Twivortiare, yang lebih menekankan pada dinamika hubungan dan tantangan kehidupan dewasa tanpa latar belakang dunia selebritas yang mencolok.

Untuk pengambilan gambar film Heartbreak Motel menggunakan tiga jenis lensa kamera: digital, seluloid 16mm, dan seluloid 35mm. Pendekatan ini memungkinkan sutradara Angga Dwimas Sasongko untuk mengeksplorasi tiga sudut pandang yang berbeda.

Pendekatan tersebut juga memberikan dimensi visual yang mendalam dan unik pada Heartbreak Motel. Dengan kata lain, film ini berbeda dari adaptasi sebelumnya seperti Critical Eleven, yang lebih konvensional dalam penggunaan teknik sinematografi.

Film Heartbreak Motel menyoroti dengan kuat perubahan emosional dan perjalanan pribadi karakter utama melalui berbagai perasaan dan situasi yang mereka alami. Film ini menekankan pencarian diri dan makna cinta sejati di tengah popularitas. 

Sebaliknya, adaptasi seperti Antologi Rasa lebih menekankan pada persahabatan dan cinta yang belum terungkap di antara sekelompok teman dekat. Narasinya bersifat kolektif, berfokus pada kelompok karakter daripada hanya satu karakter utama.

Sutradara film Angga Dwimas Sasongko membawa pendekatan penyutradaraan yang mengarah kepada kemajuan dalam HeartBreak Motel. 

ika Natassa juga menyebutini termasuk penggunaan visual yang kreatif serta pendekatan naratif, sebagai inovatif dan yang pastinya berbeda dengan adaptasi lainnya.

Berita Terkait
News Update