Obrolan warteg: Musim Mencari Pasangan

Selasa 30 Jul 2024, 07:04 WIB
Obrolan warteg: Musim Mencari Pasangan. (Poskota/ Yudhi Himawan)

Obrolan warteg: Musim Mencari Pasangan. (Poskota/ Yudhi Himawan)

Ibarat mengejar deadline pernikahan, saat sekarang lagi gencar memburu calon pasangan yang cocok dan sehati.

Begitu juga dengan masa pilkada, saat ini lagi musim mencari pasangan calon.

Mendekati masa pendaftaran pasangan calon akhir bulan depan, masing – masing parpol gencar melakukan konsolidasi internal,  selain menjalin komunikasi politik dengan parpol lain untuk memadukan pasangan yang ideal.

“Mencari pasangan sebenarnya mudah, yang susah itu kedepannya,“ kata Heri

mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.

“Itu kan pasangan untuk membangun rumah tangga. Kalau pasangan calon pejabat itu beda kali,” kata Yudi.

“Malah memilih pasangan calon pejabat lebih susah karena banyak yang terlibat di dalamnya, banyak yang berkepentingan,” kata Heri.

“Tetapi kepentingan utama bagaimana pasangan itu cocok dan serasi sehingga mendapat simpati publik, lantas memenangkan kontestasi dalam pemilihan kepala daerah. Jadi pertimbangan utama adalah calon pasangan ini menang, terpilih sebagai kepala daerah,” kata Yudi.

“Pantas tak sedikit berseberangan jalan di tengah jalan. Masing – masing jalan sendiri, karena pasangan dipaksakan hanya untuk menang, soal nanti adalah urusan belakangan,” tambah mas Bro.

“Mestinya mencari pasangan nggak bisa asal pilih.Mesti selektif agar tak menyesal di kemudian hari. Biar langgeng sepanjang masa,” kata Heri.

“Itu pasangan membangun rumah tangga agar langgeng seumur hidup. Kalau pasangan calon pejabat kan hanya satu periode, lima tahun lamanya. Berikutnya pisah. Jalan sendiri – sendiri,” kata mas Bro.

“Kalau menurut saya sih cari pasangan nggak usah yang sempurna. Yang penting ada kecocokan, saling tertarik, langsung lamar saja, nggak usah nunggu – nunggu, nanti keduluan disambar orang lain,” timpal Yudi.

“Nggak bisa gitu juga mas. Harus ada pendekatan dulu, harus ada kata yang terucap untuk saling menyayangi. Saling menghargai, saling membantu dan saling berbagi di saat senang maupun susah,” sela Ayu Bahari, pedagang warteg ikut nimbrung.

“Maksudnya ada janji yang terucap,” tanya Heri.

“Iya, untuk memantapkan hati, meski secara lisan,” jawab Ayu.

“Betul juga, apalagi pasangan calon pemimpin bangsa, tak cuma janji yang terucap, tetapi perlu ada kontrak politik untuk masa depan dan kepentingan rakyat ,” ujar Heri.

“Setuju, kepentingan rakyat yang diutamakan,bukan kepentingan kerabat atau sahabat dekat,” jelas mas Bro.  (Joko Lestari)

Berita Terkait

Obrolan Warteg: Saling Memaafkan

Sabtu 03 Agu 2024, 05:29 WIB
undefined
News Update