Kamala Harris Didukung Joe Biden Jadi Capres AS, Ini Kebijakan Luar Negerinya Terhadap China soal LCS

Selasa 23 Jul 2024, 00:04 WIB
Joe Biden mendukung Kamala Harris sebagai calon presiden Amerika Serikat (AS). (X/Twitter/@JoeBiden)

Joe Biden mendukung Kamala Harris sebagai calon presiden Amerika Serikat (AS). (X/Twitter/@JoeBiden)

JAKARTA. POSKOTA.CO.ID – Kamala Harris didukung Joe Biden jadi Calon Presiden Amerika Serikat (AS). 

Wakil Presiden Amerika Serikat itu menguatkan posisinya sebagai calon utama untuk menggantikan Presiden Joe Biden sebagai kandidat Partai Demokrat dalam pemilihan presiden mendatang. 

Harris mendapatkan dukungan signifikan dari gubernur, pejabat terpilih, serta pemimpin tingkat negara bagian, yang memperkokoh statusnya dalam perlombaan tersebut.

Dukungan yang paling menonjol datang langsung dari Presiden Biden, yang secara resmi menyatakan pada hari Minggu bahwa ia tidak akan mencalonkan diri lagi.

Pernyataan tersebut mengikuti minggu-minggu tekanan agar Biden mundur dari pencalonan, sehingga membuka jalan bagi Harris untuk melangkah maju sebagai calon presiden.

Meskipun Harris, yang berusia 59 tahun, masih perlu meraih nominasi resmi, yang diperkirakan akan diumumkan pada Konvensi Nasional Demokrat bulan Agustus, ia berada dalam posisi yang kuat. 

Harris berpotensi menjadi wanita kulit hitam pertama yang memimpin tiket presiden dari partai besar di Amerika Serikat, sebuah pencapaian yang akan menjadikannya fokus utama dalam isu-isu global.

Salah satu bidang kebijakan luar negeri yang diperkirakan akan terus menjadi perhatian Harris adalah hubungan dengan China. 

Dikutip dari Aljazeera, diperkirakan bahwa Harris akan mempertahankan kebijakan yang diterapkan oleh Biden, yakni dengan menekankan pembatasan pengaruh China, khususnya di wilayah Asia.

Pada bulan September 2023, Harris menghadiri KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Jakarta, Indonesia. 

Di forum tersebut, Harris mengkritik Tiongkok atas klaim teritorialnya di Laut Cina Selatan, yang dianggapnya merugikan negara-negara tetangga yang lebih kecil. 

Berita Terkait
News Update