Bahaya, Faktor Risiko dan Penyebab Sembelit Ini Harus Diantisipasi, Salah Satunya dari Pola Makan

Senin 22 Jul 2024, 16:29 WIB
Ada sejumlah faktor risiko dan penyebab sembelit yang harus segera diantisipasi agar tidak menjadi penyakit yang berbahaya. (Foto/Pexels)

Ada sejumlah faktor risiko dan penyebab sembelit yang harus segera diantisipasi agar tidak menjadi penyakit yang berbahaya. (Foto/Pexels)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Setiap orang sepertinya pernah mengalami sembelit. Hal ini seringkali bersifat sementara dan bisa disebabkan oleh gaya hidup atau efek samping dari pengobatan.

Dan untuk sembelit yang berkepanjangan, dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan, masalah struktural, atau masalah fungsional. Hal ini juga sangat umum terjadi selama kehamilan.

Sembelit adalah saat seseorang mengalami buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu, kotorannya keras, kering, atau menggumpal, hingga sulit dikeluarkan.

Penyebab Sembelit

Biasanya, sembelit terjadi saat lambatnya pergerakan tinja melalui usus besar (usus besar), menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases.

Saat makanan melewati saluran pencernaan, makanan itu dipecah menjadi cairan, nutrisi, dan limbah. Saat mencapai usus besar, sebagian besar nutrisi telah diserap, meninggalkan cairan dan limbah.

Cairan diserap di usus besar, mengubah limbah menjadi tinja. Namun, jika pencernaan terhenti, usus besar terus menyerap cairan. Ini akan menyebabkan tinja menjadi keras dan sulit dikeluarkan.

Apa yang dimakan, seberapa banyak seseorang bergerak, dan faktor gaya hidup lainnya dapat memengaruhi seberapa cepat atau lambat makanan melalui saluran pencernaan. Melansir Verywell, ini beberapa penyebab sembelit:

1. Pola Makan

Penyebab utama sembelit adalah pola makan. Mengonsumsi terlalu banyak produk susu, daging berlemak tinggi, telur, dan makanan manis yang mengandung gula dapat menyebabkan sembelit.

Produk susu, khususnya, memiliki reputasi dapat mengikat tinja. Ini termasuk susu sapi, keju, dan es krim. Jika kebanyakan mengonsumsinya, kamu mungkin tidak mendapatkan cukup serat tidak larut.

Padahal, serat tidak larut yang ditemukan dalam sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian akan mendorong pergerakan makanan melalui usus besar.

2. Tidak Cukup Cairan

Sembelit juga bisa disebabkan karena kurang mengonsumsi cairan. Berapa banyak air dan cairan lain yang diperlukan dalam sehari bervariasi berdasarkan usia dan jenis kelamin.

U.S. National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine merekomendasikan total asupan harian yang menggabungkan cairan dari air, minuman lain, dan makanan.

Sekitar 20% asupan cairan harian berasal dari makanan. Rekomendasi cairan harian untuk orang dewasa adalah 2,7 liter per hari untuk perempuan, dan 3,7 liter per hari untuk laki-laki.

3. Faktor Gaya Hidup

Faktor gaya hidup lain yang dapat memengaruhi pergerakan usus dan menjadi penyebab sembelit yang sering dirasakan meliputi:

  • Tidak aktif bergerak hampir sepanjang hari,
  • Perubahan dalam rutinitas harian
  • Mengabaikan keinginan untuk buang air besar
  • Bepergian

Jika kamu memiliki pekerjaan atau gaya hidup yang tidak banyak bergerak, usahakan untuk bangun dan bergerak setiap jam.

Olahraga sederhana seperti jalan cepat selama 15 menit dapat membantu saluran pencernaan bekerja lebih baik, melansir Harvard Health Publishing.

Faktor Risiko Sembelit

Beberapa faktor akan meningkatkan risiko sembelit. Kondisi sembelit ini lebih umum terjadi pada beberapa hal berikut ini:

  • Berusia 60 tahun ke atas,
  • Perempuan,
  • Mengalami kelainan makan.

Sembelit dapat disebabkan oleh pola makan, kurang minum cairan, kurang berolahraga, perubahan rutinitas, pengobatan, atau kondisi medis lainnya.

Berita Terkait
News Update