Selamat Tinggal Politik Identitas

Jumat 19 Jul 2024, 07:32 WIB
Ilustrasi. Selamat Tinggal Politik Identitas. (ist)

Ilustrasi. Selamat Tinggal Politik Identitas. (ist)

Banyak pihak berpendapat tidak akan muncul lagi isu politik identitas di Pilkada Jakarta, sekalipun Anies Baswedan dan Ahok, misalnya akan maju dalam pilgub.

Alasannya, pada pemilu 2024 lalu, isu identitas tidak mencuat karena kontestasi politik sudah semakin berkualitas. Peserta kontestasi tidak lagi menyinggung-nyinggung, apalagi mengusung isu identitas dan SARA.

Keyakinan tidak ada politik identitas pada pilkada Jakarta, salah satunya diungkapkan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar. Pada pemilu lalu, kata Cak Imin, isu-isu kerakyatan yang diadu.

Keyakinan Cak Imin, dapat menjadi keyakinan kita semua yang berharap kontestasi pilgub Jakarta lebih diwarnai dengan adu gagasan dan program.

Baca Juga:

Lebih-lebih tantangan Jakarta ke depan lebih berat lagi. Setelah tidak lagi menjadi Ibu Kota Negara (IKN), harus menyiapkan dirinya menuju Kota Global, menjadikan Jakarta sebagai Kota Global Berjuta Pesona sebagaimana tema HUT ke-497 Jakarta tahun ini.

Mewujudkan Kota Global memerlukan energi besar.Perlu persiapan matang, perlu kolaborasi antar-instansi, antar pemerintahan daerah sekitarnya, antar- pemangku kebijakan di segala sektor kehidupan. Tak hanya di sektor ekonomi dan keuangan, tidak sebatas cakupan industri, perdagangan dan jasa,juga SDM dan lingkungan serta transportasi.

Jakarta membutuhkan pemimpin-pemimpin hebat. Tidak hanya memiliki kapabilitas, akseptabilitas dan elektabilitas tinggi karena popularitas, tetapi pemimpin cerdas dan berkualitas serta berintegritas tinggi untuk membawa Jakarta sejajar dengan kota-kota besar lainnya di dunia seperti  New York.

Terkait pilkada Jakarta, kita dapat tengarai, masyarakat pemilih, utamanya kaum muda semakin kritis dan realistis. Di sisi lain trauma masa lalu, keterbelahan akibat gencarnya isu identitas masih membekas.

Karenanya jika kandidat masih mengusung isu-isu konvensional seperti identitas, boleh jadi kurang mendapat simpati, karena tadi dampak buruk yang telah dialami. Sepertinya kandidat perlu mendeklarasikan diri “Selamat tinggal politik identitas” untuk meraih elektabilitas.

Kini, pemilih kian cerdas dengan melihat sisi realitas, ketimbang sebatas popularitas tanpa kualitas.

Gagasan dan program realistis menjadikan Jakarta tetap eksis,maju dan berkembang, meski tidak lagi IKN, mungkin saja lebih menjual.

Sebab, apapun status dan kedudukan Jakarta, warganya tetap ingin semakin sejahtera, setara dengan masyarakat kota-kota besar di dunia.(*).

Berita Terkait

News Update