Bendungan Pleret sendiri terletak di daerah Simongan, dan telah berfungsi sejak tahun 1879.
Bendungan ini dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda sebagai respons terhadap masalah banjir yang sering melanda Semarang pada abad ke-19.
Selain itu, lokasi bendungan ini juga memiliki nilai sejarah yang tinggi karena menjadi salah satu titik penting dalam perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah, terutama di sekitar Jembatan Kaligarang yang berada di bagian utara bendungan.
Sejarah unik lainnya dari Bendungan Pleret adalah lokasinya jadi salah satu titik terpenting bagi para pejuang saat mengusir penjajah.
Titik tersebut adalah di Jembatan Kaligarang yang ada di bagian utara bendungan.
Asal Usul Nama Pleret
Nama 'Pleret' berasal dari bahasa Jawa, yakni 'plorot', yang berarti tubuh yang diperosotkan ke bawah.
Hal ini menggambarkan kondisi fisik bendungan yang memang memungkinkan anak-anak untuk bermain seluncuran di atas air yang licin.
Pembangunan dan Fungsi Bendungan
Pembangunan bendungan ini tidak lepas dari proyek besar pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1885 yang bertujuan untuk mengendalikan luapan Sungai Garang.
Bendungan ini menjadi bagian dari jaringan kanal yang dibangun untuk menanggulangi banjir, dengan mengarahkan aliran Sungai Garang ke Banjir Kanal Barat dan Sungai Semarang, yang kemudian bermuara di Laut Jawa.
Bendungan ini dilengkapi dengan pintu-pintu air yang memungkinkan pengaturan aliran air ke berbagai kanal di sekitar Semarang, membantu mengurangi risiko banjir di kota tersebut.
Kini, Bendungan Pleret telah bertransformasi lebih dari sekadar pengendali banjir.
Keberadaan Taman Bendungan Pleret menjadikan lokasi ini tempat yang nyaman untuk warga berkumpul, menikmati pemandangan, atau sekadar bersantai.