Obrolan Warteg: Mengabdi Berantas Korupsi

Kamis 18 Jul 2024, 07:04 WIB
Mengabdi berantas korupsi. (Poskota/ Tudhi Himawan)

Mengabdi berantas korupsi. (Poskota/ Tudhi Himawan)

Banyak yang mendaftar sebagai calon Pimpinan dan Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hingga pertengahan Juli ini, sudah tercatat 525 peserta yang mencalonkan diri. Ini tentu dari beragam profesi.

“Itu tandanya banyak yang berminat mengabdi untuk memberantas korupsi,” kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.

“Bagus. Kita patut mengapresiasi. Niat menjadi calon pimpinan KPK tentu sudah dipertimbangkan matang – matang akan tantangan dan risiko tugas yang bakal dihadapi,” kata Yudi.

“Tantangannya akan berhadapan dengan para koruptor, yang boleh jadi akan menyuap agar lepas dari jeratan korupsi. Risikonya,harus jadi raja tega kepada koruptor, meski koleganya,kerabatnya atau familinya,” kata mas Bro.

“Iya juga, meski familinya ,jika terbukti korupsi ya harus ditangani, dijebloskan ke bui, bukan malah dilindungi ya,” ujar Heri.

“Betul menjadi pimpinan KPK harus tegas, jujur dan adil. Pemberantasan korupsi harus dilakukan secara objektif dan bertanggung jawab.Tanpa diskriminasi, tanpa pilih – pilih kasus untuk kepentingan politik,” kata Yudi.

“Itu yang mendaftar sebagai calon pimpinan KPK, lantas bagaimana dengan calon dewan pengawas?,” tanya Heri.

“Tujuannya tentu ingin mengawasi pimpinan KPK dalam menjalankan tugasnya,” kata mas Bro.

“Jadi dari awal sudah niat banget ingin menjadi pengawas pimpinan KPK dalam memberantas korupsi. Adakah pelanggaran etika dan norma,” kata Yudi.

“Bukan hanya mengawasi tugas pimpinan KPK, tetapi mengawasi pelaksanaan tugas dan wewenang KPK. Itu niat yang mulia agar pemberantasan korupsi tidak menyimpang dari rambu yang telah ditetapkan,” kata mas Bro.

“Jadi jangan berprasangka negatif duluan, menjadi dewan pengawas karena terdapat sejumlah kasus yang melibatkan oknum pimpinan KPK,”kata Heri.

“Loh kalau bertujuan mencegah terjadinya pelanggaran etika dan norma sebagai pimpinan KPK nggak salah dong, malah bagus. Bukankah mencegah lebih baik ketimbang menangani setelah terjadi,” kata Yudi.

“Iya juga juga. Tetapi tidak melanggar etika dan norma hendaknya dilakukan atas kesadaran diri sendiri, bukan karena ada yang mengawasi.Ibarat kita patuh rambu lalu lintas, bukan karena ada polisi,tetapi memang dari dalam hati untuk mematuhi,” kata mas Bro.

“Semoga nantinya terpilih calon pimpinan dan dewan pengawas KPK yang tulus melakukan pengabdian memberantas korupsi demi kemajuan banga dan negara. Demi meningkatkan integritas moral bangsa,” kata Heri.  (Joko Lestari).

Berita Terkait
News Update