POSKOTA.CO.ID - Albert Einstein, fisikawan yang tenar berkat teori relativitasnya, menikmati kebebasan pribadi untuk sukses di Amerika Serikat. Ini tak lepas dari pondasi kapitalis di negara tersebut.
Namun Einstein juga punya catatan kritis soal kapitalisme Amerika, yaitu ketika dia mencatat, "Kapitalisme yang tidak terkendali menghasilkan disparitas kekayaan yang besar, siklus booming dan depresi, serta meningkatnya tingkat pengangguran."
Catatan tersebut ditulis Einstein pada 1949, ketika terjadi resesi global terkini, yang menggambarkan rekor tingkat pengangguran dan meningkatnya kesenjangan antara si kaya dan miskin, sebagaimana dilansir laman Forbes.
Albert Einstein condong ke arah spektrum ekonomi sosialis, tetapi dia selalu menekankan pentingnya kebebasan individu.
Dia bukan penggemar komunisme di Rusia, dia juga bukan pendukung fasisme atau nasionalisme Jerman.
Namun bagaimana pun, Amerika Serikat secara politis merupakan lingkungan terbaik baginya, terutama karena keyakinannya bahwa seni dan sains bergantung pada ketersediaan dan dorongan individualisme.
Dari sudut pandang ekonomi, Einstein berpikir bahwa akan ada bahaya jika membiarkan kapitalisme berkuasa sepenuhnya tanpa hambatan.
Dia juga tidak menyukai cara orang-orang kaya menggunakan kontribusi mereka untuk mempengaruhi arah partai politik.
Filosofi ekonomi Einstein adalah setiap orang memiliki kedudukan yang sama sebagai individu. Adapun individu yang sukses, dapat membantu masyarakat secara lebih luas tanpa mengorbankan kesuksesan mereka.
Selain itu, peraturan yang bebas korupsi membantu mengarahkan kapitalisme pada kesempatan bagi lebih banyak warga negara.
Filosofi ekonomi Einstein itu tidak ada hubungannya langsung dengan pengelolaan uang, tapi bertalian erat dengan kebebasan individu.
