POSKOTA.CO.ID - Sebagian orang tentu sering menemui beragam karakter orang dengan ekspresinya masing-masing. Namun apakah ekspresi atau bahasa tubuh yang terlihat itu selaras dengan perasaan mereka yang sebenarnya? Ataukah justru menunjukkan kepalsuan?
Di zaman sekarang, banyak orang yang selalu dihadapkan pada konfrontasi dengan orang-orang palsu yang senang berbohong dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungan pribadi, profesional, atau bahkan sosial.
Orang semacam ini dikenal karena kemampuannya menampilkan gambaran tertentu tentang dirinya yang berbeda dari kebenaran perasaannya, yang mungkin sama sekali berbeda. Mereka mampu memanipulasi fakta dan menyembunyikan niatnya yang jauh dari kejujuran.
Orang-orang ini dibedakan berdasarkan kemampuan untuk mewakili kepribadian yang berbeda, dan mereka sering kali terampil dalam beradaptasi dengan lingkungan di sekitar mereka.
Untuk itu, terdapat ciri orang berbohong dan menunjukkan ekspresi palsu. Berikut penjelasan agar kita bisa mengenalinya.
1. Cerita yang saling bertentangan
Kepribadian palsu dapat dideteksi ketika cerita-cerita yang saling bertentangan mulai muncul, karena inkonsitensi dalam cerita-cerita mereka adalah salah satu tanda paling jelas dari ketidakaslian orang yang mereka hadirkan kepada kita.
Inkonsistensi terlihat dengan perubahan detail atau rentang waktu yang berbeda-beda, dan orang yang berbeda mungkin diberi versi berbeda tentang peristiwa yang sama.
Perbedaan ini sering kali disebabkan oleh narasi yang disesuaikan dengan lawan bicara atau tujuan tertentu, dan bukan karena komitmen untuk menyampaikan fakta.
2. Antusiasme yang berlebihan
Indikator lain dari orang yang palsu adalah antusiasme berlebihan yang terkesan tidak pantas dan terkesan dipaksakan. Meskipun antusiasme banyak orang mungkin tulus, namun kegembiraan yang berlebihan atau tidak pantas dapat digunakan untuk menutupi perasaan atau motivasi sebenarnya.
Antusiasme seperti ini sering kali kurang mendalam dan terkesan tidak tulus. Untuk membedakan antara antusiasme yang asli dan palsu, penting untuk memperhatikan bagaimana antusiasme diungkapkan dalam konteks yang berbeda.
Antusiasme yang tulus biasanya sejalan dengan perasaan dan minat orang tersebut, dan sesuai dengan konteks percakapan. Sebaliknya, antusiasme yang pura-pura mungkin tampak sebagai ekspresi yang tidak tepat untuk situasi tersebut, karena tidak ada hubungan logis dengan topiknya.