HIDUP itu, sekecil apa pun harus memberi manfaat kepada lingkungan. Kalau tidak bisa memberi manfaat kepada lingkungan, kalau belum bisa, minimal kepada tetangga dekatnya. Masih tidak bisa juga, setidaknya kepada diri sendiri.
“Nah , kalau tidak bisa juga bermanfaat kepada dirinya sendiri, gimana?” tanya Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, Mas Bro dan Yudi.
“Itu namanya hidup, tetapi tidak bermakna bagi kehidupan. Sepertinya tidak ada seorangpun yang hidupnya tidak memberi manfaat setidaknya kepada diri sendiri,” jawab Yudi.
“Yang diajarkan adalah sedapat mungkin memberi manfaat kepada orang lain, sekecil apa pun manfaat yang diberikan. Kalau belum bisa memberi manfaat kepada orang lain, jalankan hidup yang positif,” tambah Mas Bro.
“Setuju Bro. Hidup itu harus positif, memberi nilai plus, bukan minus, termasuk dalam dunia politik juga harus selalu berpikir positif, bukan negatif,” ujar Heri.
“Atraksi politik juga hendaknya bernilai positif untuk membangun bangsa dan negara,” tutur Mas Bro.
“Contohnya seperti apa, Bro?” tanya Heri.
“Politik merangkul, bukan memukul itu atraksi politik yang positif membangun bangsa dan negara,” ungkap Mas Bro.
“Iya kalau cakar-cakaran terus kapan majunya, ya,” sela Yudi.
“Kalau cakar-cakaran berarti ada yang melukai dan terlukai, tersakiti,” timpal Mas Bro.
“Soal politik merangkul, mencuat pendapat mengubah status Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menjadi Dewan Pertimbangan Agung (DPA), bagian dari atraksi politik merangkul, gimana menurut kalian?” tanya Heri.